Mengapa Perlu Konfirmasi atau Tabayyun?
Dalam hidup, kadang salah paham seringkali terjadi bahkan mungkin sangat sering. Pikiran manusia secara alamiah bagi banyak orang kalau belum dilatih dengan serius, akan langsung mikir negatif. Suu'dzan bahasa agamanya. Celakanya, inilah yang jadi banyak sumber bencana yang merusak diri, masyarakat dan negara serta dunia seluruhnya, sepanjang masa.
Maka, dalam mendapatkan suatu berita, apalagi yang membuat anda emosi atau dada anda merasa sesak, anda wajib untuk secepat mungkin mengkonfirmasi.
Apa itu konfirmasi? Ia adalah mengecek ulang info yang didapat lewat sumber yang lebih bisa dipercaya atau yang terbaik, dari tangan pertama.
Sebab, ada saja orang yang mau memanfaatkan situasi dengan menimbulkan provokasi yang menyesatkan untuk merusak atau menghancurkan pribadi, masyarakat atau bahkan dilevel negara dan dunia.
Contoh yang sering terjadi dinegara kita adalah tentang agama. Ramai dibicarakan tentang tokoh agama yang bermaksiat, membanding bandingkan indonesia dengan negara lain yang tak beragama atau nggak punya tuhan dan sejenisnya. Seolah olah agama tak pernah sekalipun mengajarkan akhlakul karimah (Kepribadian Yang Mulia), yang jadi inti dari segala inti ajaran nyaris semua agama besar dunia.
Mereka (yang mungkin punya trauma dengan orang yang tampilannya agamis tapi berprilaku kriminalis) langsung memukul rata bahwa semua atau sebagian orang beragama, dalam kasus dinegara ini, Islam, mengajarkan kejahatan, kekerasan, pembunuhan dan lain lain dengan label agama.
Padahal setelah di KONFIRMASI, tak ada satupun yang mengajarkan kekerasan atau kezaliman, yang ada malah menjaga hak hak orang lain dan menyuruh menjadi manusia yang paling banyak manfaatnya bagi sesama.
Sebagian orang dengan pakaian yang agak 'reliji' yang mempraktekkan kesyirikan, kekerasan, suka debat dan maen hajar saja tanpa pandang bulu atau pendekatan yang Islami (Btw pendekatan Islami atau yang diajarkan Allah itu yaitu dengan Hikmah, Kebijaksanaan dan jika didebat, balaslah dengan cara yang lebih baik.Itu metodologi penyampaian dalam ajaran Islam yang original), lalu disebar sebarkan habis habisan media (TV, FB, Twitter dll) yang memang nyari duit dan menggaji reporter, pembaca berita dan kru kru dari situ.
No news is good news, bad news is the real news, itu prinsipnya mereka.
Yang intinya, kalau berita itu tidak buruk atau mengerikan, maka ia tak layak tayang alias tak punya potensi menarik iklan atau traffic yang banyak. So, ketika ada oknum 'agamis' yang kebetulan lagi khilaf atau entah apa ceritanya maka jadi 'Gila' ini, adalah kesempatan bagi media untuk meraup keuntungan sebesar besarnya dari iklan yang masuk, untuk menggaji dan dapat duit banyak dari menyebar nyebar berita yang menimbulkan perpecahan di Indonesia, yang faktanya, belum banyak memahami agamanya sendiri dengan mendalam.
Agamanya sendiri setelah dicek ulang malah tak mengajarkan begitu. Jadi, berhati hatilah. Jangan gampang percaya pada link link yang judulnya sengaja dibuat untuk menarik anda membacanya, padahal bisa jadi anda ditipu mentah mentah dan jadi emosional serta ikut ikutan masuk dalam ranah FITNAH, yang bisa merusak tubuh dan hidup anda, dunia akhirat.
Ini terjadi dalam banyak bidang kehidupan. Bisa jadi, saya juga kena
Mungkin sebagian diantara rekan ada yang mendapat berita kalau saya begini and begitu (contoh: Syirk, Bid'ah, Sesat, Penganut NAM, Penyihir ), mungkin salah paham saja. Tapi, anda belum konfirmasi ke saya atau minimal orang yang berinteraksi langsung dengan saya.
Anda hanya mendapat berita sepihak dan anda langsung jadi benci pada saya, tidak dengan objektif. Lalu, anda malah menyebarkan berita yang belum teruji kebenarannya tadi kebanyak orang dan banyak orang tadi juga menyebarkannya ke yang lain, bahkan pada forum forum publik dan memajang foto saya, waduh ini lebih berantai lagi dosanya
Fitnah, memang lebih KEJAM daripada pembunuhan. Kalau ngebunuh orang yang mati cuma satu tapi kalau memfitnah, efeknya bisa berantai sampai seumur hidup bahkan hingga ke keturunan keturunannya. Dan dosa yang ditanggung situkang fitnah tadi akan menjadi 'Amal Jariyah' nya hingga kiamat, yang akan semakin dan semaaaakin memberatkan diakhirat sana.
Sungguh mengerikan membayangkan betapa dahsyat dan berlimpahnya dosa dosa awak media yang dapat duit memang dari memfitnah orang atau komunitas yang baik baik. Dan orang orang, tanpa KONFIRMASI, malah terpengaruh menyebarkannya gila gilaan, waduh jangan deh.
Biarkan saja mereka begitu, anda jangan ikutan menanggung dosa dan menciptakan The Super Bad Investment hingga kiamat dengan ikut menyebar info yang belum valid itu.
Maka, informasi yang tidak dicek dengan serius (apalagi yang menyangkut agama, pribadi orang dll) sebaiknya jangan disebar sebarkan dulu lah. Fokus saja pada hidup anda. Fokus pada bagaimana supaya anda lebih banyak ilmunya, sedekahnya, berbaginya. Fokus pada memperbaiki diri dan mengajak orang lain sama sama memperbaiki diri juga.
Siapa tahu, fokus anda yang positif dan juga bisa mengajak orang lain menjadi orang yang bermanfaat akan membuat anda mendapatkan The Ultimate Smart Investment yaitu ilmu bermanfaat yang pahalanya akan terus dan terus dan teruuuuuus mengalir bahkan setelah anda tiada lagi. Anda takkan hidup selamanya. Mau sesehat apapun cara hidup anda, sepositif apapun vibrasi anda dll, satu hal yang mutlak adanya bahwa anda juga PASTI AKAN MATI.
Jadi, disisa usia kita sebaiknya jangan mudah termakan isu lah dan isi sisa umur yang ada, yang mungkin tinggal entah berapa tahun lagi dengan kebaikan kebaikan yang mungkin akan bisa merayuNya agar anda mendapatkan kebahagiaan abadi, seabadi abadi keabadian, disisiNya kelak, insya Allah
Ingat, saat anda mendapati berita buruk tentang sesuatu yang anda sendiri belum benar benar jelas tentangnya, KONFIRMASILAH atau TABAYYUN. Sebab itu lebih mendamaikan dan membuat kita terhindar dari menjadi pemFITNAH yang KEJI dan dibenci langit dan bumi
Insya Allah
Salam Cinta
Feel FREE To Share
NB: Silakan Gabung bersama 1000 lebih anggota Grup https://www.facebook.com/
Anda juga bisa kunjungi blog http://
Tidak ada komentar:
Posting Komentar