Jumat, 14 Maret 2014

Apakah Semua Emosi 'Negatif' perlu Diikhlaskan? (Sebuah Renungan).

Apakah semua emosi yang dianggap 'negatif' itu perlu diikhlaskan atau diterapi supaya hilang?

Dulu, saya sempat menjadi seorang fanatik yang menganggap semua emosi negatif (Marah, Sedih, Takut, Kecewa dll) harus dilepaskan. Tetapi pengalaman dan pembelajaran kehidupan selama ini berkata lain.
Saya pribadi sangat tergerak dan menghasilkan 'sesuatu' karena saya terdorong dan terbooster dengan sangat dahsyat karena emosi emosi yang dianggap negatif ini.

Mari kita lihat para Tokoh yang mempengaruhi arah sejarah peradaban dunia. Setelah saya pelajari dan renungkan, semua tokoh hebat itu digerakkan oleh Emosi 'Negatif' yang sangat sangat kuat hingga akhirnya mengubah sejarah suatu negara jadi lebih baik dari sebelumnya.

Bayangkan, bagaimana kalau Gandhi Sang Mahatma tidak 'Marah dan Sedih' saat melihat bangsanya dizalimi Inggris dalam banyak aspek lalu mengadakan pemberontakan Satya Graha (Pemberontakan tanpa Kekerasan) yang mengguncang dunia dan membebaskan 250 Juta Rakyat India dari Kungkungan Inggris?

Bagaimana jika Martin Luther King Jr tidak 'Marah' saat melihat diskriminasi kulit hitam yang gila gilaan terjadi di Amerika yang menganggap Kulit Putih itu Lebih 'Tinggi' kastanya ketimbang para 'Negro' lalu dengan pidatonya yang mengguncang dunia 'I Have a Dream' ia mengubah Amerika selama lamanya?

Bagaimana jika Bunda Theresa tidak 'Sedih' saat melihat mayat bergelimpangan disana sini di jalanan Kalkuta, India sementara beliau hidup enak diasrama saat menjadi Suster dan diam diam saja?

'Kesedihan' ini yang menggerakkan beliau untuk membantu para penderita Lepra, Kusta dll untuk mendapat perawatan dan meninggal dengan layak hingga beliau meraih Nobel.

Itu pun ia tidak sempat mengambilnya karena sibuk membantu orang di Kalkuta. Kalau kesedihannya tidak begitu mendalam, apa mungkin beliau akan menggetarkan sejarah dunia?

Bagaimana Indonesia bisa merdeka kalau tidak ada sekumpulan orang muda seperti Bung Karno, Hatta, Moh. Yamin dll yang 'Marah' karena Bumi Pertiwi diinjak injak harga dirinya dan tanahnya dimiliki bangsa asing yang zalim hingga akhirnya mereka berjuang habis habisan dan  kita semua merdeka serta bisa menarik nafas dalam kemerdekaan?

Bagaimana mungkin Aa' Gym bisa melahirkan 'Manajemen Qalbu' dan Pesantren Daarut Tauhid yang luar biasa kalau beliau mengalami kesedihan yang teramat sangat saat adiknya Aa' Agung Gunmartin, seorang pria yang tubuhnya kurang sempurna dan sakit sakitan namun sangat soleh dan pantang menyerah, hingga adiknya meninggal dipangkuannya?

Apa mungkin kita bisa mengenal beliau dengan ilmu dan kebijaksanaannya hingga kini?

Daftar ini akan semakin panjang tiada habisnya. Silakan anda riset sendiri. Kesimpulannya, tidak semua emosi harus 'dilepaskan' atau 'didamaikan', sebab bisa jadi Tuhan menjadikan emosi itu perantara bagi kita untuk mengubah diri dan dunia.

Sebagaimana Mike Tyson, Sang Legenda Tinju Dunia, saat ia merasa takut maka pelatihnya berkata 'Ubah ketakutanmu, menjadi API' maka kita kenal lah Mike Tyson dengan pukulan KO nya yang legendaris dan menyejarah.

Dalam skala yang lebih kecil, saya sendiri merasa 'Takut' mati mendadak hingga mencari cari cara agar saya bisa berbagi sesuatu yang bermanfaat dan akhirnya, lahirlah ratusan tulisan saya di FB, Blog dan Twitter yang saya kira lumayan bermanfaat bagi teman teman saya. Rasa Marah juga sering membuat saya menulis dengan lebih dramatis tentang tema tema sensitif. Ada yang Pro, ada yang Kontra, tapi itu memang sudah biasa. Yang jelas, itu sudah biasa.

Rasa Kecewa karena pernah ditipu Dukun Gadungan juga membuat saya belajar banyak tentang dunia klenik beserta pernak perniknya.

Kekecewaan mendalam akibat sering dipalak orang dulu akhirnya membuat saya belajar beladiri dan jadi lebih lincah dan sehat, walaupun akhirnya saya nyaris tak pernah menggunakannya.

Kengerian saya mengalami sakit dimasa depan dan takut membuat repot orang membuat saya belajar Ilmu Pengobatan dengan tujuan untuk bisa menyembuhkan diri sendiri dan keluarga dan masih banyak lagi.

Rasa Sedih saya melihat banyak orang jadi miskin dan mati karena nggak punya duit untuk berobat serta kengerian saya kalau kalau mati mendadak dan belum menghasilkan buku atau ebook membuat saya tergerak menyelesaikan Ebook Energy Healing Practitioner yang Alhamdulillah mendapat sambutan yang luar biasa.Dan banyak lagi.

Semuanya didorong oleh Emosi 'Negatif' dan saya tidak 'berdamai' dengan itu. Tentu, saya menerima kejadian yang sudah lewat itu dan berjanji untuk tidak akan terulang lagi dan menolong orang lain agar tidak mengalami hal serupa.

Saya KASIHAN (Nah, Emosi 'Negatif' lagi kan?) kalau orang harus mengalami hal yang sama padahal saya bisa menolong. Emosi 'Negatif' benar benar membuat saya bergerak dan hasilnya? POSITIF, sebagaimana para Tokoh Dunia diatas yang menjadikan masa lalunya yang terkesan 'Negatif' menjadi Power Super Dahsyat untuk mengubah dunia.

Jadi, entah itu Marah, Sedih, Kecewa, Takut atau emosi yang dianggap negatif, semuanya bertujuan agar anda melakukan sesuatu yang positif. Itu adalah Pesan Illaahi yang akan mengantarkan anda pada sesuatu yang hanya akan anda pahami saat anda sudah melakukannya.

Saya akhirnya mengambil kesimpulan bahwa seorang Terapis sebaiknya tidak serta merta menghilangkan gangguan emosi orang begitu saja, namun juga membantu klien untuk menemukan maksud baik Tuhan dalam tiap kejadian yang dialami.

Hingga, pada masanya, ia akan sangat bersyukur sempat mengalami emosi emosi yang dianggap 'negatif' dan sadar bahwa itulah cara Illahi untuk membuatnya makin tangguh, makin dewasa, makin kuat dan bisa menaklukkan dunia serta membuat Sejarah.

Manusia itu digerakkan oleh Emosi. Dan saat ia digunakan dalam hal yang Positif dan Bermakna, maka Perubahan Diri dan Dunia hanyalah menunggu waktu saja. Mungkin lain kali, saya akan berbagi secara khusus tentang cara menguasai emosi 'negatif' ini dalam sebuah ebook atau media lainnya.

Doakan saya ya :)

Selamat Mengelola Emosi dan jadilah semakin bermanfaat setiap hari. Karena Kemarahan, Kesedihan atau Kekecewaan itu, tidak selalu harus 'diikhlaskan' :)

Semoga anda semua semakin sehat dan kaya raya dunia akhirat, selamanya..

Aamiin.. :)

NB: Silakan Bagi Catatan ini, GRATIS, tanpa perlu izin lagi :)

Salam :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar