Rabu, 31 Juli 2013

Bahaya 'Salah Dengar' :D

Dulu, saya sering berdiskusi dan akhirnya jadi debat tentang pentingnya menjadi kaya dengan beberapa teman yang mendukung dan sepertinya mencintai 'hidup apa adanya' Saya merasa kesal dan jengkel lalu penasaran, seperti apa sebenarnya ajaran yang mereka terima dari Guru Tasawuf mereka.


Jadi, saya berinisiatif untuk datang ke pengajian Tasawuf yang sangat rajin mereka ikuti selama tahunan. Walaupun terasa membosankan karena Sang Guru sudah sangat tua dan suaranya sangat pelan, namun saya berusaha mendengarkannya dengan baik. Dan akhirnya, saya tahu bahwa ternyata bukan ajaran Sang Guru yang keliru, melainkan pemahaman teman teman saya atas ajaran yang disampaikan.

Sang Guru berkata bahwa tentang Ikhlas, Pasrah, Tawakkal, itu kerjanya Hati. Sementara untuk mendapatkan rezeki itu kerjanya badan. Itu adalah sebagian dari petikan ceramah yang disampaikan. Dan itu lumayan mengejutkan, bertentangan dengan informasi yang saya dapati dari rekan rekan.

AHA! Saya mendapatkan penguatan bahwa ternyata selama ini rekan rekan saya keliru menafsirkan kajian yang mereka terima selama ini. Mendengar hal ini lalu saya pun mengejek mereka bahwa mereka salah dengar hahaha 

Setelah saya teliti, ternyata Sang Guru adalah Orang yang lumayan kaya. terbukti, pengajian yang diadakan setiap Minggu dirumahnya selalu banyak yang datang dan beliau lah yang memberi makan siang untuk semua jamaah pengajian yang begitu ramai dirumahnya. Dan itu dilakukan hampir setiap Minggu selama bertahun tahun.

Artinya, beliau memiliki cukup banyak uang untuk bersedekah dan dalam pandangan saya, beliau sama sekali tidak mencintai kemiskinan, sebagaimana yang keliru dipahami oleh rekan rekan saya yang beranggapan bahwa Rezeki akan datang sendiri, tanpa usaha yang sepantasnya.

Gaya Berpikir semacam ini membuat mereka terus saja tetap dalam kondisi pas pasan tanpa mengalami kemajuan yang berarti dalam hidup. Walau begitu, saya memahami keputusan itu karena setiap orang itu berproses. Bisa jadi, mereka memang harus mengalami dulu hal hal mengerikan akibat mental miskin untuk segera menyadari bahwa keyakinan mereka yang extrim itu keliru adanya.

Memiliki rezeki berlebih artinya kita punya kesempatan yang lebih untuk berbagi dan menolong orang yang masih kekurangan agar lepas dari penderitaan.

Nah, bagaimana mungkin bisa menolong orang lain sementara diri juga masih kekurangan? 

Wallaahu A'lam

Tidak ada komentar:

Posting Komentar