Jumat, 08 Agustus 2014

Mantan Orang 'Sakti'


Dulu saya pernah bertemu seorang rekan di Gramedia. Saat itu, Saya sedang rajin rajinnya mengamalkan Ilmu Percaya Diri dari sebuah buku yang sangat terkenal kapanpun, dimanapun. Nah orang ini adalah salah satu subjek experimen saya dengan ilmu itu.

Ternyata metodenya memang ampuh, ia terkesan dengan saya apalagi ketika saya (secara tak sengaja) bertemu juga dengan seorang adik kelas yang cuman kenal wajah (dia beneran bening) ditempat yang sama dan dulu saya tak berani menyapanya, tapi hanya dalam hitungan menit, saya berhasil (sebagian text sengaja dihilangkan ;))

Dari ekspresi mukanya, ia terkagum kagum karena saya (dulu) berhasil (....) dan ternyata kekaguman itu membawa bencana, yang sebentar lagi akan saya ceritakan lebih detil.

Singkat cerita, teman baru itu minta no telpon saya dan suatu hari tanpa disangka dia nelpon begini:

'Halo Fahmy, saya ngundang kamu, ada sesuatu yang 'Luar Biasa' nih. Udah saya beliin kamu tiketnya. Tar datang ya..'

Begitu kalimatnya. Karena merasa dia sudah belikan tiket, saya jadi tak enak hati. Ia berhasil membuat saya yang waktu itu penasaran, saya usahakan datang

Tak disangka, ternyata yang dibilangnya Luar Biasa itu adalah seminar promo sebuah MLM yang sangat terkenal masa itu. Ah, memang 'Luar Biasa' memang.

Maksudnya Luar Biasa Membosankan

Si Pembicara mengejek orang orang yang belum masuk MLM nya dan menganggap mereka kurang cerdas. Ia menganggap MLM nya lah jalur duit satu satunya di alam semesta raya ini.

Biasalah, ini namanya jurus provokasi. Ia berusaha membuat orang lain merendahkan profesi lain dan meninggikan pekerjaannya secara sepihak.

Ya, karena dia memang dapat duit dari situ. Kalau tak ada yang ikut kan dia juga yang rugi? Itu karena dia adalah Crownnya dan akan mendapatkan penghasilan dari downlinenya. Itulah yang namanya Financial Freedom versinya sendiri.

Maka, dia harus 'menghipnotis' banyak orang agar ikut MLM nya, supaya itu duit ngalir terus ke rekeningnya hehehe, pinter ya?

Akhirnya karena bosan dengan yel yel motivasi, teriakan teriakan yang sangat berisik itu, saya memutuskan untuk mencoba ilmu yang baru saya pelajari dari seorang Bule, yaitu semacam ilmu mempengaruhi keadaan sekitar jarak jauh.

Singkat cerita, saya berniat menggunakan 'Kekuatan Pikiran' saya untuk menghancurkan acaranya (jahat ya hehehe) dan lumayan berhasil walau tak sama persis dengan yang saya inginkan. Laptop untuk Presentasinya mendadak mati dalam waktu yang cukup lama. Saya merasa senang sekali dan sombong waktu itu.

Setelah laptopnya diganti, saya merasa pede untuk meremukkan laptop itu secara jarak jauh sekali lagi dan GAGAL. Untunglah, karena kalau berhasil mungkin saya akan semakin menggila keangkuhannya hehehe..

Itu kejadiannya kira kira tahun 2003, sebelasan tahun yang lalu. Sangat mengesankan dan menambah daftar pengalaman saya dalam dunia 'Kesaktian' Tapi, seiring waktu, saya sadar bahwa ilmu yang begituan bisa merusak diri dunia akhirat kalau dipelajari secara keliru.

Masih ingat status saya tentang berdoa dulu sebelum belajar ilmu apapun? Nah saya sendiri adalah orang yang belajar banyak sekali hal hingga sempat mengalami stres berat karena bingung sebingung bingungnya.

Salah satunya karena belajar ilmu ilmu aneh yang sebenarnya tak saya butuhkan waktu itu dan malah membuang buang umur saja, banyak sekali.

Setelah bertahun tahun akhirnya baru saya memahami kalau mau belajar sesuatu, mesti izin dulu sama yang punya ilmu, biar berkah dan diridhai. Harus diakui, saya belum memohon izin dariNya sebelum belajar yang begituan, hingga harus banyak buang umur untuk belajar hal yang nyaris sia sia.

Karena tak mengamalkan prinsip itu, saya sempat mengalami pertengkaran hebat dengan keluarga, patah hati, miskin mama (itu level kemiskinan lebih dahsyat dari miskin papa :v) dan bingung dengan tujuan hidup. Semuanya menyadarkan saya dan membawa saya ketempat seperti sekarang ini

Sekarang saya lebih nyaman dengan kehidupan sekarang. Lebih baik jadi orang biasa yang punya tujuan hidup yang jelas serta menikmati prosesnya, ketimbang jadi Wong Sakti yang suka menzalimi dan merasa bangga karenanya. Dan pengalaman nakal dulu, kiranya bisa jadi pembelajaran bagi diri.

Walaupun, akhirnya saya masuk dalam jalur spiritual lagi namun dengan pendekatan yang lebih halus dan lebih mendamaikan dengan tujuan yang lebih fokus, untuk membantu orang lain memahami dirinya, Tuhannya dan membereskan problem problem yang dihadapinya.

Ah, benar benar masa lalu yang mengesankan

Salam Ex Dukun :)
Dulu saya pernah bertemu seorang rekan di Gramedia. Saat itu, Saya sedang rajin rajinnya mengamalkan Ilmu Percaya Diri dari sebuah buku yang sangat terkenal kapanpun, dimanapun. Nah orang ini adalah salah satu subjek experimen saya dengan ilmu itu.

Ternyata metodenya memang ampuh, ia terkesan dengan saya apalagi ketika saya (secara tak sengaja) bertemu juga dengan seorang adik kelas yang cuman kenal wajah (dia beneran bening) ditempat yang sama dan dulu saya tak berani menyapanya, tapi hanya dalam hitungan menit, saya berhasil (sebagian text sengaja dihilangkan ;))

Dari ekspresi mukanya, ia terkagum kagum karena saya (dulu) berhasil (....) dan ternyata kekaguman itu membawa bencana, yang sebentar lagi akan saya ceritakan lebih detil.

Singkat cerita, teman baru itu minta no telpon saya dan suatu hari tanpa disangka dia nelpon begini:

'Halo Fahmy, saya ngundang kamu, ada sesuatu yang 'Luar Biasa' nih. Udah saya beliin kamu tiketnya. Tar datang ya..'

Begitu kalimatnya. Karena merasa dia sudah belikan tiket, saya jadi tak enak hati. Ia berhasil membuat saya yang waktu itu penasaran, saya usahakan datang

Tak disangka, ternyata yang dibilangnya Luar Biasa itu adalah seminar promo sebuah MLM yang sangat terkenal masa itu. Ah, memang 'Luar Biasa' memang.

Maksudnya Luar Biasa Membosankan

Si Pembicara mengejek orang orang yang belum masuk MLM nya dan menganggap mereka kurang cerdas. Ia menganggap MLM nya lah jalur duit satu satunya di alam semesta raya ini.

Biasalah, ini namanya jurus provokasi. Ia berusaha membuat orang lain merendahkan profesi lain dan meninggikan pekerjaannya secara sepihak.

Ya, karena dia memang dapat duit dari situ. Kalau tak ada yang ikut kan dia juga yang rugi? Itu karena dia adalah Crownnya dan akan mendapatkan penghasilan dari downlinenya. Itulah yang namanya Financial Freedom versinya sendiri.

Maka, dia harus 'menghipnotis' banyak orang agar ikut MLM nya, supaya itu duit ngalir terus ke rekeningnya hehehe, pinter ya?

Akhirnya karena bosan dengan yel yel motivasi, teriakan teriakan yang sangat berisik itu, saya memutuskan untuk mencoba ilmu yang baru saya pelajari dari seorang Bule, yaitu semacam ilmu mempengaruhi keadaan sekitar jarak jauh.

Singkat cerita, saya berniat menggunakan 'Kekuatan Pikiran' saya untuk menghancurkan acaranya (jahat ya hehehe) dan lumayan berhasil walau tak sama persis dengan yang saya inginkan. Laptop untuk Presentasinya mendadak mati dalam waktu yang cukup lama. Saya merasa senang sekali dan sombong waktu itu.

Setelah laptopnya diganti, saya merasa pede untuk meremukkan laptop itu secara jarak jauh sekali lagi dan GAGAL. Untunglah, karena kalau berhasil mungkin saya akan semakin menggila keangkuhannya hehehe..

Itu kejadiannya kira kira tahun 2003, sebelasan tahun yang lalu. Sangat mengesankan dan menambah daftar pengalaman saya dalam dunia 'Kesaktian' Tapi, seiring waktu, saya sadar bahwa ilmu yang begituan bisa merusak diri dunia akhirat kalau dipelajari secara keliru.

Masih ingat status saya tentang berdoa dulu sebelum belajar ilmu apapun? Nah saya sendiri adalah orang yang belajar banyak sekali hal hingga sempat mengalami stres berat karena bingung sebingung bingungnya.

Salah satunya karena belajar ilmu ilmu aneh yang sebenarnya tak saya butuhkan waktu itu dan malah membuang buang umur saja, banyak sekali.

Setelah bertahun tahun akhirnya baru saya memahami kalau mau belajar sesuatu, mesti izin dulu sama yang punya ilmu, biar berkah dan diridhai. Harus diakui, saya belum memohon izin dariNya sebelum belajar yang begituan, hingga harus banyak buang umur untuk belajar hal yang nyaris sia sia.

Karena tak mengamalkan prinsip itu, saya sempat mengalami pertengkaran hebat dengan keluarga, patah hati, miskin mama (itu level kemiskinan lebih dahsyat dari miskin papa :v) dan bingung dengan tujuan hidup. Semuanya menyadarkan saya dan membawa saya ketempat seperti sekarang ini

Sekarang saya lebih nyaman dengan kehidupan sekarang. Lebih baik jadi orang biasa yang punya tujuan hidup yang jelas serta menikmati prosesnya, ketimbang jadi Wong Sakti yang suka menzalimi dan merasa bangga karenanya. Dan pengalaman nakal dulu, kiranya bisa jadi pembelajaran bagi diri.

Walaupun, akhirnya saya masuk dalam jalur spiritual lagi namun dengan pendekatan yang lebih halus dan lebih mendamaikan dengan tujuan yang lebih fokus, untuk membantu orang lain memahami dirinya, Tuhannya dan membereskan problem problem yang dihadapinya.

Ah, benar benar masa lalu yang mengesankan

Salam Ex Dukun :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar