Semua Lelaki saat ia jadi suami adalah Imam. Ia adalah Pemimpin atau Nakhoda jiwa dari Rumah Tangga. Jika ia keliru dan tidak belajar, maka istri dan anak anaknya juga akan keliru. Dan kekeliruan itu jika begitu fatal dan tiada segera diperbaiki, akan menjadi 'Dosa Warisan' yang berantai rantai melintasi generasi.
Imam yang baik ialah yang menyiapkan dirinya sebelum menjadi Sang Imam. Ia tugas yang menantang namun bukan tak mungkin dilakukan. Sejarah dipenuhi dengan orang orang hebat yang menghasilkan Keluarga Bahagia yang melegenda. Ia mengendalikan energi kebahagiaan yang ada dirumah tangga sebagai Perkuliahan Jiwa pertama bagi anak keturunannya.
Menjadi Imam artinya ia perlu belajar seumur hidup sebagaimana seorang Pendekar mengatakan 'Jika seseorang telah memilih untuk menjadi seorang Pendekar, maka ia harus berlatih setiap hari, seumur hidupnya'
Begitupun bagi para calon Imam dan siapapun yang sudah jadi Sang Imam. Ia tugas yang begitu Mulia karena ganjaran yang teramat tinggi dari Sang Maha Pencipta. Sang Rasul juga telah mencirikan ia sebagai mahluk yang dimuliakan dengan sabda 'Sebaik baik manusia diantara kamu adalah yang paling baik akhlaknya pada keluarganya'. Maka ia pun perlu berlatih seumur hidupnya, hingga jiwa berpisah dari sang raga.
Dan itu semua adalah Proses yang perlu dinikmati dengan penuh bahagia, sebab ia bertabur dengan ridha Tuhannya. Ia sebaik baik tugas sebagaimana seorang Jendral Besar yang dianugrahi karunia untuk menangani tugas khusus langsung dari Sang Kaisar Agung. Ia akan melakukan tugas itu sebaik baiknya, bahkan kalau perlu, ia akan mengorbankan nyawanya, dengan imbalan kemuliaan dari Sang Kaisar Agung.
Persiapkan dirimu menjadi Sang Imam yang penuh Mulia, karena anak keturunanmu akan mengikuti jejak keImamanmu, sadar atau pun tanpa kau sadari.
Mau jadi Imam seperti apa engkau?
Yang penuh Mulia atau selalu memasang wajah bermuram durja?
Dan Imam yang baik selalu memilih hal yang pertama :)
#Insight Sang Imam Jiwa.
Imam yang baik ialah yang menyiapkan dirinya sebelum menjadi Sang Imam. Ia tugas yang menantang namun bukan tak mungkin dilakukan. Sejarah dipenuhi dengan orang orang hebat yang menghasilkan Keluarga Bahagia yang melegenda. Ia mengendalikan energi kebahagiaan yang ada dirumah tangga sebagai Perkuliahan Jiwa pertama bagi anak keturunannya.
Menjadi Imam artinya ia perlu belajar seumur hidup sebagaimana seorang Pendekar mengatakan 'Jika seseorang telah memilih untuk menjadi seorang Pendekar, maka ia harus berlatih setiap hari, seumur hidupnya'
Begitupun bagi para calon Imam dan siapapun yang sudah jadi Sang Imam. Ia tugas yang begitu Mulia karena ganjaran yang teramat tinggi dari Sang Maha Pencipta. Sang Rasul juga telah mencirikan ia sebagai mahluk yang dimuliakan dengan sabda 'Sebaik baik manusia diantara kamu adalah yang paling baik akhlaknya pada keluarganya'. Maka ia pun perlu berlatih seumur hidupnya, hingga jiwa berpisah dari sang raga.
Dan itu semua adalah Proses yang perlu dinikmati dengan penuh bahagia, sebab ia bertabur dengan ridha Tuhannya. Ia sebaik baik tugas sebagaimana seorang Jendral Besar yang dianugrahi karunia untuk menangani tugas khusus langsung dari Sang Kaisar Agung. Ia akan melakukan tugas itu sebaik baiknya, bahkan kalau perlu, ia akan mengorbankan nyawanya, dengan imbalan kemuliaan dari Sang Kaisar Agung.
Persiapkan dirimu menjadi Sang Imam yang penuh Mulia, karena anak keturunanmu akan mengikuti jejak keImamanmu, sadar atau pun tanpa kau sadari.
Mau jadi Imam seperti apa engkau?
Yang penuh Mulia atau selalu memasang wajah bermuram durja?
Dan Imam yang baik selalu memilih hal yang pertama :)
#Insight Sang Imam Jiwa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar