Kamis, 24 Januari 2013

Efek Masa Kecil pada Manusia dan Hak Penuh Anda untuk MEMILIH.

Bicara gangguan emosi atau psikologis, tentu tak lekat dengan masa lalu. Ya, masa lalu adalah akar gangguan emosi yang paling parah, mengerikan dan sifatnya begitu menghancurkan.Berjuta juta orang terkena masalah ini. Sangat fatal dan merusak masa depan, jika tidak diikhlaskan dan diambil pelajarannya.
Seorang pria yang saya kenal memendam dendam yang sangat hebat pada ibunya sendiri.Mengapa? ternyata ibunya sangat suka berbuat jahat padanya. Kalau ia berprilaku 'nakal' maka si ibu tak segan segan mencubit hingga kulit paha mungilnya kadang terkelupas, saking kerasnya cubitan itu. 

Belum lagi saat ia dihajar, dipukuli dan dikejar kejar akibat bolos sekolah selama sebulan. Ia juga pernah dibanting hanya gara gara nilep sedikit uang untuk bayar buku agama (kalau tak salah ingat). Pernah juga ia dilempar pisau, dikejar dengan sapu dan dalam waktu lain juga dikejar dengan botol. 

Tak hanya itu, ia juga suka mengutuk anaknya seperti: 
'Liat saja anakmu nanti, bakalan lebih parah dari kau!' , 
'Entah nanti kau punya anak atau tidak...', 
'Pemalas! Sama saja kau dengan Uwakmu itu!' (si anak punya seorang paman yang super malas dan gagal dalam kehidupan, dunia akhirat), 
'Memang payah kalau nyuruh anak! Nggak pernah bisa!'
 Dan banyak lagi.

Juga, si ibu tak segan segan menghina anaknya sendiri dihadapan para tamu dan kerabat yang datang kerumah. Begitupun dengan bapaknya, sangat suka merendahkan dan menghina.Maklum, kehidupan ala preman dan masa kecil yang sangat mengerikan membuatnya jadi keras dan mengukur segalanya dari kerja keras dan uang. Tentang kecerdasan, potensi diri dan segala hal baik dari anak itu nyaris tidak dianggap sama sekali. Sangat menyedihkan memang.

Apalagi, si anak tadi mengalami banyak peristiwa mengerikan dilingkungan sekolah dan dengan teman sepermainan. Anak ini sering dipalak dan dihina karena tubuhnya yang kecil. Ia sangat tidak percaya diri.Giginya berlubang hingga saat ia berbicara menimbulkan bau yang tidak sedap. Hal ini terjadi selama bertahun tahun dan terbawa hingga remaja. Umurnya banyak dihabiskan dalam penderitaan emosi yang parah hingga berpengaruh juga pada kesehatan fisiknya.

Waktu SMP dan SMU, ia sangat pendiam.Pengaruh giginya plus rasa rendah diri super parah membuat ia jarang berkomunikasi dengan teman sekolahnya. Ia menjadi penyendiri yang extrim dan hanya menjadi pengamat dari kebahagiaan teman teman sekitarnya yang penuh dengan canda tawa khas remaja. Bahkan saat ia suka dengan wanita, ia hanya memendamnya saja dalam dalam.Di kamar mandi ia menyanyikan lagu Kahitna 'Cantik' untuk melampiaskan rasa cintanya yang terpendam. Memang ngeri jadi orang yang belum Percaya Diri, apapun akan disembunyikan dan cenderung selalu dimanfaatkan.

Prilaku didikan orang tua yang negatif tadi membuatnya perangainya jadi keras.ia memiliki beberapa adik yang saat ia kecil dan beranjak remaja sering dipukulinya. Adiknya bahkan pernah dilemparnya dengan kursi atau sapu. Ini memang didikan orang tua yang 'berhasil'. Sukses membentuk jiwa anak menjadi sadis dan tanpa ampun. Ia juga menjadi tak peka dengan kasih sayang yang diberikan orang lain. Kaku, keras dan bermulut tajam, menjadi bagian dari prilakunya dikemudian hari.

Hal itu terjadi selama bertahun tahun. Beruntung, ia suka membaca dan gemar dengan pengembangan diri. Akhirnya ia bertemu dengan orang orang yang mencerahkan dan membuat hidupnya berubah secara bertahap. Ia jadi lebih percaya diri dan banyak menebarkan manfaat bagi sesamanya. Walaupun, masa kecilnya sedemikian parah.

Yang bisa diambil pelajarannya adalah kita tak bisa mengatur dimana, dengan siapa dan kapan kita lahir.  Satu satunya hak penuh kita dalam kehidupan adalah MEMILIH, kehidupan seperti apa yang akan dijalani sekarang dan seterusnya, selama lamanya. Dan studi kasus diatas, kiranya dapat menjadikan diri kita mampu untuk memilih tindakan saat ini yang positif yang akan berefek hebat pada masa depan.

Insya Allah :)



















Tidak ada komentar:

Posting Komentar