Tiba tiba teringat kalau salah seorang Guru saya yang begitu GILA pengorbanannya buat belajar.
Waktu itu beliau belum sekaya dan seterkenal sekarang, namun semangatnya belajar sungguh dahsyat.
Waktu membuktikan bahwa pengorbanan besar ini membuat beliau menjadi seorang Master yang sangat dihormati di komunitasnya, serta banyak memiliki ilmu ilmu yang unik unik, yang jarang orang tahu atau pahami, serta tentu saja, sudah menjadi berlimpah :)
Tidak ada hal yang besar, yang didapati lewat hal yang gratis, tanpa pengorbanan, sama sekali :)
Jadi kalau ada yang mendapat ilmu dengan cara yang terlalu mudah dan tanpa pengorbanan sedikitpun, nyaris pasti biasanya dan selaaalu terjadi, ilmunya nggak akan kepake, apalagi menhasilkan manfaat di dunia dan di akhirat :)
(SAMBUNGAN)
Gara gara postingan sebelum ini, jadi ingat kalau berkorban untuk mendapatkan ilmu yang keren sebenarnya adalah tradisi para pembelajar all over the world..
Yang kelas teri seperti saya, karena dulu zaman mahasiswa nggak punya uang beli buku, maka saya menahan untuk tidak makan siang yang bener, melainkan cuman makan roti harga 500 atau 1000 zaman dulu, biar sisa uang jajan, bisa dikumpulin dan beli buku di Gramedia :D
Perut saya terasa tertekan, saya merasa lapar, tapi saya tahan, demi bisa membeli buku Namun tidak ada rasa derita disana, sejak lama saya secara otomatis sudah paham bahwa beli buku itu ya memang pake duit.
Jadi pas ada seminar, training dan sejenisnya, karena saya paham itu juga bentuk dari ilmu cuman disampaikan secara langsung , saya nggak keberatan sama sekali..
Saya juga nyaris nggak pernah protes dengan berapa inves atau mahar yang dibutuhkan buat belajar, karena saya sudah mendapatkan manfaat atau keuntungan besar yang bahkan sebagiannya masih saya rasakan hingga saat ini, bahkan sampai mati nanti dan setelah tiada lagi insya Allah..
Sebab ilmunya bisa diwariskan dan menjadi 'passive income akhirat' yang profitnya terus mengalir deras, bahkan setelah orang yang ngajar udah nggak ada..
Tidak ada rasa derita saat tahu bahwa harus bayar buat belajar, karena rasa bahagia saya saat belajar dan mempraktekkannya itu rasanya melebihi secuil uang yang sudah saya inveskan untuk belajar.
Dan pada faktanya banyak hal yang saya pelajari, nyatanya kepake banget sampe sekarang, selama belasan atau bahkan udah tembus 20 an tahun..
Jadi ruginya dimana? Kalaupun ada derita, itu lebih ke kemarahan saya pada diri saya sendiri karena belum punya uang untuk belajar ilmunya, bukan marah marah pada trainer atau pengajar dan protes:
'Buseeeet mahal banget nih ilmu?'
'Nyari duit kok gini amat pak?'
'Ilmu kok berbayar, Allah saja ngasi segalanya gratis kok'
'Ngajar itu yang ikhlas pak, jangan bayar bayar gini, nanti nggak barokah loh ilmunya'
Nggak pernah saya ngucapin kalimat kalimat yang merendahkan dan menghinakan ilmu ilmu, yang setelah melakukan riset atau berpikir mendalam, saya jelas paham banget bahwa nilainya amat sangat tinggi dunia akhirat..
Jauh banget banget melebihi investasi awal yang dikeluarkan.. Sama sekali nggak! Cerita saya yang lain yang lebih ngerih sudah saya ceritakan dulu saat saya berjuang menemui Guru saya yang berada di perbatasan Jateng dan Jatim. Lumayan dramatis buat ukuran pembelajar kelas teri seperti saya sih hahaha :D
Dan para pembelajar sejati lain yang saya tahu, juga rata rata biasa saja kalau harus bayar buat belajar, sangat biasa malah.
Guru guru senior saya atau tokoh bisnis terkenal malah LEBIH GILA BENERAN lagi kalau belajar :D Mereka bisa keluarin mahar atau inves belajar sekitar paling nggak 200 - 250 juta hingga 1 Milyar sekali belajar!! :D
Tapi ya itu tadi, hasil belajarnya bisa dikonversi sehingga akhirnya baliknya jadi berlipat lipat terus menerus seiring waktu berjalan. nah apa itu yang namanya rugi? :D
'Tirakat Ngelmu' mereka yang GILA membuat level mereka juga GILA SUKSESNYA dan GILA JUGA BAROKAH serta MANFAAT ILMUNYA..
Oya hasil atau konversi dari belajar juga nggak mesti dapet uang berlipat lipat dari jumlah investasi awal yang dikeluarin ya..
Bentuknya bisa segala yang nggak kelihatan, tapi kalau nggak punya, maka segala kekayaan di dunia ini seperti nggak berasa apa apa atau tenggelam dalam depresi berat.. Apa enak hidup seperti itu? :D
Contohnya?
- Komunikasi dengan pasangan yang nyambung -> kalau nggak nyambung, saya sering melihat stres berat yang terjadi, walaupun uangnya banyak, bahkan ada atau banyak juga yang berakhir kena penyakit berat dan mati muda.
- Hubungan dengan anak yang asik -> kalau nggak asik, berapa banyak orang yang gagal parenting jadi narkoba, Open BO, atau malah ngabisin harta orang tuanya sendiri sampai sehabis habisnya?
- Hubungan dengan diri , manusia dan Tuhan yang akrab -> kalau nggak punya ini, stres, depresi, kehilangan tujuan hidup, terombang ambing, merasa kesepian dan sejenisnya..
- Kesehatan yang bagus, bebas dari penyakit penyakit berat yang berbahaya -> percuma punya banyak uang dan bisa banget travelling keliling dunia tapi nggak bisa karena kena stroke atau penyakit berat..
Semua yang diatas tadi, apakah lebih penting daripada uang?
Apakah kelihatan langsung atau mudah di flexing kan?
Nggak kan? tapi kalau nggak ada? hancur lebur kan hidup kita? :D
Belajar ilmu pengembangan diri, parenting, komunikasi, spiritualitas memang dianggap nggak keren atau' nggak ada duitnya'
Tapi faktanya, daerah dengan kekuatan finansial tertinggi ternyata juga haus dengan kebahagiaan dan kenyamanan emosional dan spiritual, yang secara umum hanya bisa didapati, DENGAN BELAJAR ILMUNYA :)
Guru guru dan rekan rekan praktisi dan pengajar ilmu pengembangan diri saya, adalah jenis jenis orang yang BELAJAR HABIS HABISAN untuk mencapai level mereka saat ini.
Dan mereka gila gilaan dan nggak pelit untuk belajar ilmu yang bermanfaat dan terbukti memang banyak yang bermanfaat yang mereka pegang dan juga ajarkan hingga saat ini.. Oya, tulisan yang agak panjang ini pesan intinya adalah:
'Hargai ilmu ilmu yang bermanfaat, usahakan berani berkorban buat belajar dan insya Allah, keuntungan besar yang permanen yang anda nikmati rasa asiknya seumur hidup anda, yang bahkan bisa anda wariskan, serta menjadi investasi anda di akhirat nanti, akan jadi milik anda'
Oya satu lagi, membaca buku itu bagus, bagus banget malah..
Namun jika senior dalam keilmuan tertentu sudah lama mempelajarinya atau ia adalah seorang Master, maka jauh lebih baik belajar dari mereka.
Kenapa? Sepertinya, pepatah ini, menurut saya sangat presisi untuk menjelaskan maksud saya yaitu: 'Berdiskusi 1 jam dengan seorang Master, sama dengan membaca buku buku selama 1 bulan'
(Pepatah Cina)
Ok maaf sepertinya sudah kepanjangan, cukup sekian dulu ya ;)
Semoga bermanfaat dan Salam :)
Fahmy Arafat Daulay
Pekalongan, Rabu, 1 Juni 2022, Malam yang hangat..
#Pemikiran #Insight
Tidak ada komentar:
Posting Komentar