Minggu, 03 April 2022

Cara Mengatasi Sifat Menunda Nunda dan Kemalasan

Baru pagi ini kepikiran, mungkin saat meditasi barusan, eh iseng melihat lihat memories atau kenangan dan menjadi nyata bahwa, tulisan singkat yang saya tulis sekitar 3 tahunan silam ini mempertegas 'wisik' yang tadi saya dapatkan. Menurut saya, prinsip ini memang tetap dan akan relevan, SAMPAI KAPANPUN! 

Dan manfaat yang sudah terbukti ampuh lewat pengalaman saya selama BELASAN TAHUN ini dari menuliskan ide adalah, kadang jika kita sendiri sedang membutuhkannya, ide atau tulisan kita sendiri akan bisa membantu diri kita sendiri. 

Alhamdulillaah.. 

Saya sendiri sudah mendapatkan banyak manfaat dari prinsip ini dan saya harap, anda juga bisa menikmati kesaktiannya. Ok, selamat menikmati ya :) 

Saya menemukan kalau menggunakan kalimat ini (Dibikin Gampang Aja) atau mempertanyakan segala kemalasan atau hal penting yang harus saya lakukan, namun saya merasa susah, berat dan menyesakkan untuk dieksekusi, mendadak insya Allah jadi terasa lebih gampang dan lebih sederhana serta jadi sangat mudah melakukannya. 

Saya juga jadi lebih paham kalau sebenarnya pada dasarnya banyak hal itu (terutama hal yang kita anggap susah dan berbelit belit) sebenarnya pada faktanya adalah mudah mudah saja. Tapi pikiran kita sendiri yang bikin hal yang sebenarnya simpel dan gampang, mendadak berubah menjadi ruwet, berbelit belit dan ribetnya minta ampun. 

Dan gara gara hal itu terjadi terus menerus, akhirnya kita jadi menunda nunda pekerjaan atau prioritas penting dan selalu berujung pada PENYESALAN YANG PANJANG! 

Dan jika hal ini terus menerus terjadi, maka ini bisa jadi dan memang sudah banyak terjadi, akan mempengaruhi produktivitas, membuat kondisi finansial jadi payah atau berkekurangan, kecerdasan menurun, kondisi fisik melemah, mendapat penilaian buruk oleh orang lain, menjadi sulit dipercaya (karena telat terus atau menunda pekerjaan penting terus, jika pekerjaannya berkaitan dengan orang lain) serta tentu saja bisa mempengaruhi kualitas dan kuantitas kedekatan padaNya -> karena males ibadah dan sejenisnya. BAHAYA BANGET KAN ITU?!! 

Nah dibawah ini adalah contoh yang pernah terjadi pada diri saya: 

Misalnya tentang proses membentuk kebiasaan 'MEMBACA' dan inilah kira kira dialog yang pernah terjadi dalam diri saya saat mulai berasa malas baca. 

'Hei! Kamu itu kalau mau baca ya baca saja, nggak usah banyak mikir!' 

'Emang baca itu susah banget ya?' 

'Berat bangetkah?' 

'Lebih berat dari ngangkat barbel 10 kilo?' 

'Kan cuman ngeliatin huruf huruf doang and nggak ngapa ngapain?' 

'Emang susahnya apa?' 

'Nggak ada kan?' 

'Jadi kenapa kamu nggak baca?' 

'Aneh kamu' 

'Yang gampang begini saja kamu bikin ribet, gimana nggak gini terus nasibmu?' 

'Nggak rasional kamu, yang gampang begitu saja cuman baca doang kamu anggap capek?' 

Dan sejenisnya.. 

Yang intinya adalah: 'PERTANYAKAN HABIS HABISAN SEPENUH JIWA, SEKUAT KUAT TENAGA segala perasaan berat, rumit, susah dan ribet, saat mau melakukan sesuatu yang penting atau berprioritas tingg!i' 

Nah biasanya kalau sudah dipertanyakan habis habisan begini, maka bagian dari diri saya yang sebelumnya males malesan dan suka menunda nunda merespon: 

'Eh bener juga ya' Dan dalam nyaris seluruh kasus, saya jadi kontan membaca :) 

Ternyata, metode 'DIGA' (Dibikin Gampang Aja) ini juga works buat hal hal lain seperti malas latihan fisik, meditasi, pernafasan dan lainnya. 

Lain kali, kalau anda malas melakukan sesuatu, padahal itu sangat penting dan sangat bermanfaat dalam jangka pendek dan tentu saja terutama untuk jangka panjang di dunia dan di akhirat, maka segera pertanyakan: 

'Emang melakukan itu susah banget ya?' 

'Sesusah apa sih?' 

'Masak segampang itu saja nggak bisa?' 

Dan seterusnya.. 

Dan dalam banyak kasus kemalasan action, alhamdulillaah setelah saya mendebat habis dan mempertanyakannya, ternyata TETAP BERHASIL JUGA! 

Saya ingat, kalau saya dulu ternyata saya juga pernah mempraktekkannya (mungkin secara tidak sengaja) saat memutuskan mau menikah. 

Tanpa berpikir panjang dengan segala kegilaan pikiran dan drama internalnya, saya langsung mengajak calon istri saya (sekarang sudah jadi Istri hehehe) untuk menikah: 

'Nikah yuk dek' 

Lalu Rina AdiLa merasa ini adalah IDE GILA , mengingat saya juga berdomisili di luar pulau. 

Saya waktu itu, belum ada pekerjaan tetap, nggak lulus kuliah, sempat jadi pengangguran selama bertahun tahun, orang Medan (ada stigma tentang hal ini kabarnya) dan banyak hal lainnya yang kalau dipikir pikir, bisa menjadi penghambat saya untuk menyuntingnya. Tapi anehnya, saya waktu mikirnya sederhana saja: 

'Kalau jauh ya tinggal naik pesawat sajalah, gitu aja kok repot' 'Kalau mau nikah ya nikah saja, ribet amat sih?' 

'Ada milyaran orang yang pernah hidup sebelum aku dan mereka banyak sekali yang berhasil menikah, jadi ya biasa saja' 

'Menikah itu kan hal yang wajar dan normal saja kan?' 

'Kenapa mesti berlebih lebihan?' 

'Yang penting kan sama sama suka, saling cinta dan hajaaaaaar!' 

Dengan berpikir simpel begini, walaupun seperti nggak masuk akal diawalnya, tapi setelah melewati 6 tahun pernikahan 2 hari silam (saat mengedit ini sudah masuk 9 tahun btw), SUDAH TERBUKTI NYATA kalau metode DGA memang REALLY REALLY WORKS! 

Memahami dan mengingat kejadian (dan mengedit tulisan) ini sepertinya, saya perlu 'muroja'ah' atau mengulang membaca lagi kitab kitabnya para Master Pengembangan Diri seperti 'Living The 80/20 Way' dan 'The One Thing' Itu adalah 2 kitab yang menurut saya sangat powerful untuk berpikir sederhana dan fokus pada hal hal yang paling tinggi prioritasnya. 

Bisa jadi juga, mungkin saya akan mempraktekkan metode DGA dalam bidang kehidupan lain, sekalian eksperimen. 

Siapa tahu dapat insight dan aplikasi baru lagi. Dan tentu saja, sengaja saya menuliskannya biar tetap ingat dan bisa direview kapan saja insya Allah (tahun 2022 ini ternyata saya memang kembali membutuhkan tulisan saya sendiri ini, mulai ribet ini otak soalnya hehehe) 

Sekalian biar jadi BUKTI NYATA kalau metode DGA ini buat saya hingga saat ini memang works! 

Kalau bisa dibikin mudah, kenapa harus dibikin susah?' 

DIBIKIN GAMPANG AJA BRO! 

Karena: 'Segala sesuatu itu pada dasarnya SEDERHANA DAN MUDAH SAJA, pikiran manusialah yang membuatnya rumit' (Wise Word) 

Nah, anda sendiri mau yang ribet dan berbelit belit, atau mudah, straight to the point dan sederhana? ;) 

Silakan SHARE jika dirasa berguna.. 

Semoga bermanfaat dan Salam :) 

Fahmy Arafat Daulay Pekalongan, Senin, 11 Maret 2019, Jelang sore hari.

#RepostWithEditing

Tidak ada komentar:

Posting Komentar