Sabtu, 02 November 2019

Cocokologi 'Thibbun Nabawi'

"Curcol" dulu tentang Thibbun Nabawi...Gara2 dibilangin nggak nyunnah...😁---

Teori karangan manusia yang digathuk-gathuk (dicocok-cocokkan) dengan Thibbun Nabawi sangat banyak jumlahnya, anehnya selalu bertambah seiring waktu...

Dulu ada teori food combining ngetop langsung latah itu cara Rasulullah...makanan ini ga boleh ketemu sama itu, itu ga boleh dicampur ini bla..bla...

Nanti ada teori booming lagi Makan lemak doang (diet keto) langsung dibilang itu sesuai cara Rasulullah...

Lagi rame makanan GMO vs nonGMO terus bawa-bawa Rasulullah lagi...

Baru ngetren Himalayan salt dibilang itu gaya hidupnya sesuai Islam...

Malah sekarang melebar sampai chia seed, ketumbar, dan serai segala...πŸ˜”πŸ™πŸ˜’

Terus terang saya agak heran, teori yang nyata-nyatanya "barang baru" dipaksakan seolah2 itu konsep Islam, konsep Rasulullah..

Padahal banyak teori2 bikinan manusia itu yang masih debatable...alias masih diperdebatkan, namanya juga teori buatan manusia ya wajar ada perdebatan....

Cuma apesnya kalau teori2 itu digathuk-gathuk kan dan "dipaksa" pakai dalil agama.

Ntar kalau lagi booming dan kesannya bagus, ngetren, langsung dah dibikin klaim seolah sesuai dengan Rasulullah...

Akhirnya siapapun yang mengkritisi teori tersebut DIANGGAP NGGAK NYUNNAH...ngelawan, nggak bener...

Menyelisihi cara hidup sehat Rasulullah, dll..dll..

Allahu Akbar....😣😣

FYI, Ini bahaya banget----

Celakanya adalah,

Bila ternyata teori yang "terlanjur" dinisbatkan kepada Rasulullah ternyata salah, akhirnya muncul fitnah, lha kok Rasulullah bisa salah???

Na'udzubillahi mindzaalik... 😒😒

Padahal yang salah itu ya yang menisbatkan, yang nyocok-nyocokin, Rasulullah ma'sum, terbebas dari fitnah..

Saya ambil contoh..----

1. Teori Berhenti Makan Sebelum Kenyang

Gembar gembor dikatakan inilah gaya hidup Rasulullah, lalu dibuatlah aturan2 makan seolah2 mendukung kesan Islami. Kalau mau sehat ikuti gaya hidupnya Rasulullah "berhenti makan sebelum kenyang"...

Benar Rasulullah sering puasa, di akhir hidup lebih banyak lapar ketimbang kenyang, tapi tak satupun dalil yang menjadi dasar kita makan tidak boleh sampai kenyang.

Setelah sekarang kita tahu ternyata hadits tentang berhenti makan sebelum kenyang itu ga ada alias palsu lantas buat apa kemarin teori gathuk-gathuk itu dibuat

Dulu dinisbatkan itu adalah konsep yang katanya gaya hidup Rasulullah, tapi begitu tahu itu dalil bodong kan jadi "mentah" semua apa yang dinisbatkan sebelumnya.

2. Teori Jangan Makan Malam

Sewaktu kami belajar dasar2 'ulumul qu'ran (waktu zaman masih kuliah) sudah diperingatkan oleh ustadz kalau kita harus berhati2 dengan metode tafsir gaya baru, salah satunya adalah tafsir qur'an yang dicocok-cocokkan dengan teori buatan manusia.

Karena namanya teori manusia mungkin sekarang kayaknya teori itu kelihatan mantap betul, top markotop, tapi bayangkan bila di kemudian hari ternyata teori itu runtuh...lha malah kacau kan...

Salah satu contoh yang terkait pola makan misalnya, ada yang bukan ahli tafsir nekat menafsirkan menurut akalnya saja pokoknya ini jadi dalil lah...

Firman Allah ta'ala yang bunyinya :

"Dialah yang menjadikan malam bagi kamu supaya kamu beristirahat padanya dan (menjadikan) siang terang benderang (supaya kamu mencari karunia Allah). Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi orang-orang yang mendengar.” (QS. Yunus:67).

"Dan karena rahmat-Nya, Dia jadikan untukmu malam dan siang, supaya kamu beristirahat pada malam itu dan supaya kamu mencari sebahagian dari karunia-Nya (pada siang hari) dan agar kamu bersyukur kepada-Nya.” (QS. Al-Qashash:73).

Dikaranglah tafsir gaya baru, ini dalilnya makan malam itu tidak baik menurut Islam.

Lha...bawa-bawa Islam lagi...

Cari dah di tafsir Qur'an mana yang nyebutin satu aja keterangan tentang hubungannya ayat ini dengan makan malam???

Ini ayat cuma menjelaskan ni'mat Allah bikin ada siang dan ada malam, coba kalau nggak ada malam, sulit banget kita bisa istirahat...sama sekali ga ada hubungannya sama makan malam...

Lalu biar pas diambillah teori2 manusia yang pas dengan klaim makan malam itu jelek (padahal jurnal tentang teori makan malam juga bukan orang Islam).

Coba kita renungkan lagi..Apa betul ini yang nyuruh Islam?Apa betul ini sunnah Nabi?

Dulu waktu kami belajar bab Sholat jama'ah di Syarah Bulughul Maram (Subulussalaam nya Ash Shan'ani) banyak hadits yang menerangkan kalau kita boleh menunda ikut sholat jama'ah Isya' apabila makan malam telah terhidang...nah artinya makan malam itu biasa dilakukan oleh sahabat.

Bahkan sekarang kalau kita buka pakai aplikasi Kutubus Sittah (apalagi Kutubut Tis'ah) yang isinya kumpulan kitab hadits dari berbagai ahli hadits dengan memasukkan kata kunci "makan malam" maka akan muncul ratusan hadits yang menunjukkan bahwa Rasulullah dan para sahabat itu juga makan malam, dan ga ada anjuran sama sekali buat meninggalkan makan malam.

Saya sampaikan ke beberapa kawan yang fanatik dengan teori makan malam itu buruk, bahwa teori itu BELUM FINAL.

Banyak jurnal yang menampilkan Systematical Review bahwa makan malam itu ga masalah.

Ga cuma itu silahkan cari saja di PubMed dan jurnal2 kelas wahid macam BMJ, Oxford dan JAMA, banyak penelitian terbaru menunjukkan manfaat makan malam bagi tubuh, sekaligus bantahan atas teori yang menyatakan makan malam itu buruk.

Nah, terus berarti salah dong tafsir ayat tersebut yang dijadikan dalil menghindari makan malam???

Bukan salah ayatnya, tapi sekali lagi salahin yang "nggathukkan" 😁

Boleh jadi, nanti teori makan malam itu akhirnya yang lebih ngetop, lalu mau dikemanakan dalil yang sudah terlanjur dicocok-cocokkan sama teori makan malam itu buruk...??

Paling banter kalau memang mau "nekat" menisbatkan dengan Islam ambil yang disepakati oleh kedua kubu, masalah utama dalam pola makan bukan waktu makannya (karena waktu makan itu masih diperdebatkan), melainkan APA YANG DIMAKAN dan PORSINYA.

Kalau sampai ini saja kan sama tho dengan anjuran Islam, pilih makanan itu yang halal dan baik bagi tubuh, tapi tidak berlebihan. Dah TITIK...

Ga perlu ditambah2 tafsir ngawur tentang makan malam dsb...

Tentang pilihan menu misalnya, dulu waktu masih zaman jadul dibilang daging itu jelek, jangan banyak makan daging bisa obesitas dll sampai ada yang nekat bawa dalil "itu sesuai dengan pola hidup Rasul"...

Eh, begitu muncul teori Diet Keto yang makanannya lemak-lemak dan daging, terus muncul lagi, "Rasulullah suka makan daging, jadi diet Keto sesuai dengan Islam"...

Astagfirullah...ini yang salah siapa yang benar yang mana? Sama-sama bawa dalilπŸ™„πŸ˜ͺ

Sebenarnya masih banyak lagi teori manusia yang dicocok-cocokkan kepada Qur'an dan Hadits...

Macam teori food combining, Infused Water, Himalayan salt, chia seed dan herbal lain yang nyata-nyatanya nggak ada satupun dalam hadits Nabi dan Qur'an tentang khasiatnya...namun tak perlu dibahas semua disini.

Silahkan bagi yang mau membaca tulisan kami sebelumnya, beberapa sudah pernah kami bahas.

PENUTUP-----

Salah kaprah tentang konsep Thibbun Nabawi membuat orang mengkultuskan sesuatu yang sebenarnya asalnya bukan dari syari'at Allah dan Rasulullah...

Akibatnya apabila ada yang mencoba menyelisihi dibilang nggak nyunnah lah, orang awam lah, nyalahin dalil dan...lah...lah...lainnya

Silahkan ikuti teori2 tentang kesehatan dan gaya hidup versi manapun selama itu bermanfaat buat kita.

TAPI JANGAN NEKAT MENISBATKAN KEPADA ISLAM, kecuali ada dalil yang jelas dan tentu saja ini wilayahnya para ulama', bukan sembarang orang.

Mohon kiranya kita bisa sama-sama belajar dengan Ilmu, bukan dengan emosi...

Perbedaan urusan duniawi tidak perlu sampai saling menyalahkan. Nggak papa saya dibully asal jangan gara2 tafsir cocok-cocokan menjadikan Islam yang akhirnya dibully...😁😁 πŸ™ πŸ™

Wallahu a'lamSalam sehatSemoga bermanfaat πŸ™

By Heru Kurniawan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar