Sejak tahun 2000 seingat saya, saya mulai belajar manajemen waktu dan mulai belajar mengatur waktu dan setelahnya, saya terus belajar pengembangan diri dan manajemen waktu dari banyak buku.
Hasilnya tak ada yang permanen dan sering mengecewakan. Perasaan marah pada diri sendiri berkembang dan merasa gagal serta banyak buang umur dalam prosesnya.
Kebanyakan orang (apalagi yang kerjaannya sebagai karyawan) memiliki waktu yang sempit dan susah diatur. Gimana mau ngatur, orang sibuknya saja minta ampun :D
Sementara saya dengan profesi ini, lebih santai dan memiliki banyak waktu, tapi anehnya, tetap merasa waktu kurang atau seolah lewat begitu saja. Dan ini terjadi selama bertahun tahun, waktu yang begitu berlimpah, dengan sedikit produktifitas didalamnya.
Hingga akhirnya muncul kesadaran bahwa 'Bukan saya yang menguasai waktu, tapi Allah Yang Maha Menguasai Waktu'
Waktu, adalah salah satu dari hambaNya. Ia tunduk dan berjalan penuh atas kehendakNya, bukan kehendak kita.
Barulah saya paham mengapa dalam doa, kita dianjurkan untuk memohon usia yang penuh dengan keberkahan, bukan minta panjang umur. Sebab waktu yang berlimpah itu belum tentu berkah dan memuaskan.
Sebab umur yang panjang, belum tentu juga terisi dengan rasa puas dan bahagia didalamnya.
Ada orang orang yang bikin iri oleh orang yang waktunya sempit, karena ia punya waktu yang banyak. Padahal, sipemilik waktu yang banyak ini (seperti pengangguran atau orang yang tujuan hidupnya belum lagi jelas) merasakan stres yang amat sangat, karena seolah waktu berlalu begitu saja, padahal seperti nggak ngapa ngapain.
Sekarang, saya baru merasakan enaknya punya waktu yang berisi dan berasa. Kesadaran bahwa bukan kita yang mengatur waktu tapi Dia Yang Maha Penguasa membuat saya lebih memilih memohon padaNya diberikan sebaik baik perencanaan sekehendakNya.
Setelah menyerahkan urusan manajemen waktu yang sudah bikin stres selama tahunan ini, saya jadi fleksibel dengan sendirinya, tanpa melupakan tujuan besar dan tertingginya saya.
So, kuncinya jangan merasa waktu itu punya kita, tapi punyanya Dia.
Dan setelah menyadari itu, adukan rencana kita padaNya. Kemudian membiarkan hari diisi dengan segala macam kegiatan, atas namaNya Yang Maha Penguasa Waktu dan Semesta Alam Raya :)
Dan lihat sendiri hasilnya nanti :)
Salam :)
Hasilnya tak ada yang permanen dan sering mengecewakan. Perasaan marah pada diri sendiri berkembang dan merasa gagal serta banyak buang umur dalam prosesnya.
Kebanyakan orang (apalagi yang kerjaannya sebagai karyawan) memiliki waktu yang sempit dan susah diatur. Gimana mau ngatur, orang sibuknya saja minta ampun :D
Sementara saya dengan profesi ini, lebih santai dan memiliki banyak waktu, tapi anehnya, tetap merasa waktu kurang atau seolah lewat begitu saja. Dan ini terjadi selama bertahun tahun, waktu yang begitu berlimpah, dengan sedikit produktifitas didalamnya.
Hingga akhirnya muncul kesadaran bahwa 'Bukan saya yang menguasai waktu, tapi Allah Yang Maha Menguasai Waktu'
Waktu, adalah salah satu dari hambaNya. Ia tunduk dan berjalan penuh atas kehendakNya, bukan kehendak kita.
Barulah saya paham mengapa dalam doa, kita dianjurkan untuk memohon usia yang penuh dengan keberkahan, bukan minta panjang umur. Sebab waktu yang berlimpah itu belum tentu berkah dan memuaskan.
Sebab umur yang panjang, belum tentu juga terisi dengan rasa puas dan bahagia didalamnya.
Ada orang orang yang bikin iri oleh orang yang waktunya sempit, karena ia punya waktu yang banyak. Padahal, sipemilik waktu yang banyak ini (seperti pengangguran atau orang yang tujuan hidupnya belum lagi jelas) merasakan stres yang amat sangat, karena seolah waktu berlalu begitu saja, padahal seperti nggak ngapa ngapain.
Sekarang, saya baru merasakan enaknya punya waktu yang berisi dan berasa. Kesadaran bahwa bukan kita yang mengatur waktu tapi Dia Yang Maha Penguasa membuat saya lebih memilih memohon padaNya diberikan sebaik baik perencanaan sekehendakNya.
Setelah menyerahkan urusan manajemen waktu yang sudah bikin stres selama tahunan ini, saya jadi fleksibel dengan sendirinya, tanpa melupakan tujuan besar dan tertingginya saya.
So, kuncinya jangan merasa waktu itu punya kita, tapi punyanya Dia.
Dan setelah menyadari itu, adukan rencana kita padaNya. Kemudian membiarkan hari diisi dengan segala macam kegiatan, atas namaNya Yang Maha Penguasa Waktu dan Semesta Alam Raya :)
Dan lihat sendiri hasilnya nanti :)
Salam :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar