Kamis, 14 November 2013

My World Class Inspiration (Part 2)

1. Perasaan negatif akibat dibanding bandingkan sejak kecil dalam hal apapun, ternyata membawa dendam, rasa iri yang tiada berkesudahan yang jika terjadi pada level diri, keluarga dan negara, seperti yang telah tertera dalam sejarah dunia, ialah menjad penyebab perang dan saling menzalimi hingga kini.


Berdamai dengan diri dan memperbaiki cara kita memprogram bawah sadar anak anak negeri ini adalah satu satunya cara untuk merubah dunia jadi lebih baik dari sebelumnya.

#Change

2. Iri, Dengki, Takabur, Susah menerima nasihat, Suka Dipuji dan lain lain dalam ajaran Tasawuf adalah hal yang bisa merusak kesucian hati dan merusak amalan, sebagaimana api yang membakar kayu kering.

Setelah dirunut penyebab asalnya, maka semua sifat itu terbentuk sejak kecil oleh orang tua yang juga memiliki orang tua yang suka dibanding bandingkan. Ini Rantai Kesialan dan Dosa Warisan yang tiada terputus hingga kini yang efeknya mendunia.

Ia merusak Vibrasi Diri dan Alam Semesta serta menurunkan level keberlimpahan serta kebahagiaan yang sejatinya sudah ada didalam diri.

Lingkaran Iblis ini harus diputus dari diri kita, dengan mulai dengan berdamai dan melepaskan perasaan membandingkan dan dibandingkan, lalu mendidik anak untuk bisa menerima diri dan semua yang terjadi, apa adanya.

Membanding bandingkan anak atau orang secara negatif itu merupakan Kejahatan Kemanusiaan Level Sangat Tinggi. Pelakunya seharusnya masuk LP dan dimind reprogram agar kembali ke jalan yang benar

#Change

3. Jika ada orang yang terlalu kritis atas banyak hal atau segalanya, biasanya ia adalah orang yang dimasa kecilnya juga sering dikritik dan disakiti hatinya oleh orang tuanya. Juga karena sering dibohongi atau dijanjikan yang ternyata tidak ditepati.

Ini membentuk sistem pertahanan diri yang membuatnya tidak mudah percaya atas sesuatu dan orang lain. Kritis itu penting, namun terlalu kritis bisa membunuh rasa ingin tahu alamiah manusia yang aslinya memang pembelajar.

Ngeyel adalah sifat yang satu diantara penyebabnya adalah orang tua yang suka membanding bandingkan anak yang satu dengan anak lainnya yang dianggap lebih baik, lebih tampan dan sejenisnya yang tanpa disadari akan memunculkan dendam terselubung yang pada suatu saat akan meledak dan menghancurkan tatanan keluarga, masyarakat dan pada akhirnya, dunia.

Orang tua saat ini perlu menerima anak dengan kelebihannya, apa adanya. Karena tiap manusia sudah sempurna diciptakan olehNya, dengan kecenderungan unik masing masing. Tugas orang tua, adalah menemukan bakat terhebat anak, mendukungnya secara penuh untuk kemudian sang anak bisa mengubah dunia jadi lebih baik dari sebelumnya.

Hampir semua orang hebat yang anda kenal, orang tuanya lah yang mendidiknya jadi hebat. Jadi, saat saya melihat tokoh yang hebat, saya bertanya dalam hati 'Bagaimana orang tuanya mendidik tokoh ini hingga jadi hebat begini?'

Merasa memiliki Vibrasi yang kurang OK? Cek dulu bagaimana anda dididik dulu dan anda akan menemukan kekeliruan cara didik pada anda. Jika sudah menemukannya, RUBAH itu dan jadilah manusia yang terbaik, tanpa suka membandingkan, negatively

#Change

4. Kemiskinan dan ide pemisahan antar suku, ras dan agama secara extrim disebabkan didikan orang tua yang juga dididik hingga ratusan atau ribuan tahun keatas untuk percaya pada membanding bandingkan secara negatif.

Berapa puluh juta tamatan SMU dan Kuliahan yang tidak bekerja atau bekerja dengan tidak layak hanya karena orang tua mereka membanding bandingkan mereka dengan 'Anak yang jagoan Matematika, Fisika dan Kimia' padahal, itu dipelajari oleh para Ilmuwan alam dan hanya satu dari beribu ribu jenis pekerjaan dan Passion manusia.

Perasaan dibandingkan dengan para Karyawan Elit, membuat anak anak ini (yang sekarang jadi generasi muda Indonesia) belum menyadari bahwa masing masing mereka punya bakat unik yang apabila dikembangkan, mereka akan jadi The Master yang paling dicari dalam bidang mereka masin masing dan urusan uang? Itu akan mengikut sendiri, bahkan mereka mendapatkannya, dengan penuh bahagia.

Membanding bandingkan secara negatif dan memaksa anak pada hal yang bukan bakatnya, adalah Kejahatan dan Pembunuhan Karakter secara Massal.

Berdamailah dengan Fitrah manusia, negara kita takkan pernah jadi luar biasa jika masih berpikir dengan cara ini. Ia merusak Vibrasi dan menurunkan Levelnya hingga yang terendah. Mau sampai kapan kita terus jadi negara berkembang?

#Change

5. Jika merunut pada ilmu Vibrasi yang menyebutkan bahwa 1 orang bisa mempengaruhi 5 orang yang ada disekitarnya, maka bagaimana dengan Puluhan atau lebih dari 100 juta anak Indonesia yang marah pada dirinya karena dibanding bandingkan? bakalan gimana getaran energinya mempengaruhi yang lain?

Bagaimana jika mereka jadi Pemimpin? Apa yang akan dilakukan Pemimpin jenis ini pada rakyatnya?

Sudah lihat polanya?

Dan perubahan itu, dimulai dari berdamai dengan masa kecil kita masing masing dulu

#Change

6. Hanya ada beberapa kemungkinan terbesar bagi seorang anak yang dibanding bandingkan sejak kecil.

Pertama: Ia akan tumbuh besar menjadi seorang penakut yang jarang berhasil dalam banyak bidang kehidupannya.

Kedua: Ia akan menjadi 'Kurang Ajar' dan melawan nyaris semua aturan yang ada (Jadi preman, koruptor, pamer kecantikan, kekayaan, sombong, serta segala penyakit hati lainnya).

Tiga: Sadar karena suatu kejadian atau belajar atau masuk lingkungan yang baik serta bertahap memperbaikinya dan meneruskannya pada generasi selanjutnya.

Yang pertama dan kedua sudah terjadi. Itulah yang menyebabkan tawuran, anti peraturan, anti kemapanan dan lain lain. Jika pernah terjadi seperti ini pada anda, biarkan ia lewat saja hanya menjadi ingatan dan perbaiki diri bertahap.

Hidup adalah Pilihan, jadi Pilihlah yang terbaik untuk diri dan wariskan pada generasi selanjutnya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar