Senin, 11 Februari 2013

The Power of Simplicity: Berpikir Sederhana dengan Akibat yang Tidak Sederhana.

Teringat pada 2007 silam, karena kekesalan saya terhadap suatu kasus dimasyarakat, saya memutuskan berhenti mengejar kesuksesan dan sejenisnya demi ‘tugas mulia’ itu.
Saya berpikir sederhana saja untuk mengatasi hal itu terjadi lebih banyak dimasyarakat. Pada Ramadhan 2007, saya terpikir untuk membuat Bedah Buku dikalangan remaja. Bedah Buku biasanya hanya diadakan di kampus kampus  saja,nah mengapa tak melakukannya disini? Bukankah itu cuma membaca buku dan menyampaikan isinya saja? Ide sederhana ini saya sampaikan pada teman saya yang tak dinyana langsung merespon dengan sangat antusias.

Saya mikirnya simple saja, tinggal membaca buku, menguasai poin poin penting darinya dan menyampaikannya pada remaja remaja disana.Sangat Mudah dan Simple sekalian juga melatih kemampuan Public Speaking saya yang kalau untuk memberi materi panjang belum terlatih namun untuk urusan Presenter dulu sudah lumayan.
Maka bergeraklah 2 orang teman untuk mengajak remaja mesjid kenalan mereka untuk mengadakan acara bedah buku. Responnya Dahsyat dan saya pun banyak berlatih untuk persiapan. Hasilnya lumayan asik, kami berhasil mengumpulkan massa dalam gerakan moral di kalangan remaja saat itu.
Namun, diawal awal dan saat pergerakan, ada saja yang meragukan dan bahkan menuduh yang tidak tidak. Lebih dahsyat lagi yang bilang begitu adalah orang yang saya hormati dan teman satu ngaji dulu. Ada juga tokoh masyarakat yang menduga ini gerakan yang aneh.

Guru saya bilang ‘Apa kau sudah siap My?’ dan kata kata bernada sejenis. Saya tak memahami maksudnya, buat saya Bedah Buku itu tak harus memiliki ilmu yang sangat tinggi, cukup baca saja, kalau bisa sudah diamalkan dan sampaikan, that’s all hehehe…

Tetapi mereka berpikir sangat rumit. Lalu saya menjawab ‘Apa harus jadi Orang Suci lagi Penuh Mulia dulu baru kita bergerak? Apa harus hafal Qur’an dulu baru bertindak? Apa kita harus seperti Nabi dulu baru menyebarkan kebaikan?

Sepertinya pertanyaan ini susah untuk dijawab orang orang yang terlatih berpikir serba rumit dan njlimet kata orang Jawa wkwkwkkw :D

Kalau Saya mah Hajar Saja, kita selesaikan secara Jantan! :D
Gara gara hal ini, pernah ada bisik bisik kalau saya mengajarkan Silat atau menyebarkan aliran sesat. Berita ini datang dari seorang teman yang berprofesi sebagai Guru Agama, entah apa maksud sebenarnya, apakah iri? Sangat tak nyambung antara Bedah Buku dengan mengajar Silat. Ada ada saja :D

Sebagai  penganut aliran Simplicity, saya tak banyak cingcong, langsung Hajar saja selama hal itu bermanfaat dan membantu banyak orang. Tak perlu menunggu pendidikan bertahun tahun, atau punya hati laksana Malaikat. Hajar Saja! Tentang memperbaiki diri bisa dilakukan sambil jalan. Gampang kan?

Gitu aja kok repot.

Tentu, dalam perjalanannya ternyata tak semudah yang saya duga. Ada efek lain dalam prosesnya. Pernah saat saya mengisi Bedah Buku disebuah masjid untuk Remaja, saya ditinggalkan SEMUA remaja lelaki disana saat sedang memberi materi. Ini benar benar gila dan mengejutkan. Namun saat itu saya sudah siap dengan apapun yang terjadi. Teman saya yang seorang Aktivis Dakwah pernah dilempar sandal oleh seorang penduduk setempat. Rekan saya yang lain diusir dan banyak lagi kisah sejenis, jadi saya santai saja. Udah siap brow hahaha :D

Juga, niat saya yang Cuma membedah buku ternyata dipersepsi lain oleh remaja. Saya dianggap orang Alim dan sejenis Ustadz atau Guru Agama, padahal ya saya Cuma Bedah Buku. Isinya juga tentang Pengembangan Diri. Ya ada juga sih sekali kali tentang Agama, tapi ya masyarakat belum bisa membedakan antara Bedah Buku dengan Ceramah. Maka, jadilah sebagian diantara Masyarakat menganggap saya sejenis Ustadz hingga akhirnya saya memutuskan untuk mengganti pendekatan

Pada 2010 saya masih aktif membedah buku disana sini, dari kampong ke kampung. BTW, bedah buku ini saya berikan Free, ini sebagai bentuk pengabdian dan ibadah waktu itu. Mungkin karena itu juga banyak yang ngundang hahaha :D Gratisan memang selalu menarik hati. Apalagi dana untuk manggil Ustadz juga lumayan untuk kantong Remaja Masjid.Jadi saat saya dan teman menawarkan hal ini, banyak sekali yang merespon.

Waduh jadi melebar gini ceritanya? Hahaha :D 

Ya wes. Intinya, berpikirlah sederhana dan lakukan yang terbaik. Pastikan niatnya suci karenaNya. Sekarang saya tak membedah buku lagi. Saya sekarang membedah Otak dan mencucinya. Yup, itulah tugas para Mind Therapist yaitu Cuci Otak yang dominan mikir Negatif dan menjadikannya lebih berdaya Positif.

Oya, Satu diantara banyak alasan mengapa saya sangat gila menulis adalah untuk meneruskan tradisi berbagi ala bedah buku tadi.

Lagi pula, menulis itu lebih simple dan pengaruhnya lebih kuat. Kita hanya nulis sekali dan efeknya berkali kali lipat.Walaupun kita sudah meninggal, orang orang yang membaca tulisan kita masih akan mendapai manfaatnya.
Berbeda dengan Public Speaking yang saat kita selesai melakukannya, maka banyak sekali materi yang mereka lupakan alias kurang maksimum. Selain juga kalau saat Public Speaking, orang cenderung melihat siapa yang menyampaikan, bukan apa yang disampaikan.

Dengan menulis, saya juga mengabadikan pemikiran dan sejarah diri. Dan menulis ini saya juga lakukan dengan Mikir yang Simple. Tulis Saja dan bagikan, Beres!

Ini jurus yang Simple dengan efek yang tidak simple. Efeknya dahsyat dan membuat hidup anda lebih bermakna. Dan saya dengan kerendahan hati menyatakan kalau saya adalah penganut aliran Simplicity yang fokus pada kesederhanaan dalam banyak hal, terutama dalam cara berpikir dan bertindak, selama itu dalam hal hal yang bermanfaat.

Jadilah Sederhana dengan Pengaruh yang tidak Sederhana.

Menurut saya inilah Beberapa Cara Berpikir yang membuat anda Hidup lebih Bahagia dan Berdaya yaitu:
-      
Berpikirlah Sederhana atas segalanya.
-      
Kuasai Prinsip Prinsip dasar dan lakukan hanya saran atau nasihat yang efektif.
-      
Jika memang rumit, maka selami lalu sederhanakan.
-      
Karena ukuran kecerdasan itu adalah kemampuan menyederhanakan apa apa yang terlihat BELUM sederhana.

Mindset ini telah membuat hidup saya lebih Bahagia dari sebelumnya. Saya kira, jika anda melakukannya juga, maka anda akan merasakan juga efek hebatnya.

Semoga Manfaat dan Silakan Share ya J

Salam Simplicity!


Tidak ada komentar:

Posting Komentar