Selasa, 25 Desember 2018

The Scientific Gratitude: Manfaat BERSYUKUR Secara ILMIAH

Tulisan ini terinspirasi dari tulisannya Nate Green, seorang Ahli Fitness dan Kesehatan yang juga seorang praktisi Ilmu Pengembangan Diri. Pas puasa FB an kemaren, saya iseng (setelah sekian lama jarang mencek email) membuka email saya dan menemukan sesuatu yang lagi lagi iseng saya klik.

Waw! Ternyata KEREN! :D

Dalam tulisannya ia ternyata membahas manfaat BERSYUKUR secara ilmiah. Artinya tulisannya sudah didasarkan dengan penelitian yang beneran serius dan terukur. 

Karena penasaran, saya membacanya hingga selesai dan membuat beberapa catatan pribadi. Saya lalu memutuskan untuk mempraktekkannya dan mengajak istri saya juga melakukannya.

Apa saja yang dibahas dalam artikel kerennya?

Yang paling menghantam banget adalah kenyataan bahwa setiap hari kira kira 150.000 manusia di bumi itu meninggal. Entah itu karena sakit, kecelakaan, bencana alam atau akibat kekerasan.

Itu artinya di seluruh dunia dari kira kira 7 milyar manusia di bumi, sekitar 55, 3 juta orang meninggal setiap tahunnya.

Saat anda menyelesaikan kalimat ini, mungkin diluar sana sedang ada 10 orang yang menghembuskan nafas terakhirnya.

Apakah anda masih bisa membaca kalimat ini?

Selamat! Anda masih hidup dan bersama saya untuk memahami hal serius ini ;)

Memahami kenyataan bahwa suatu hari, entah sekian puluh tahun lagi, sekian tahun lagi atau mungkin sekian bulan atau bahkan hari lagi kita semua akan masuk dalam statistik meninggal diatas tidak mesti membuat kita ketakutan atau depresi.

Malahan, jika disikapi dengan mindset yang tepat, insya Allah akan membuat kita terbanjiri dengan satu perasaan yang secara ILMIAH sangat bermanfaat bagi kita yaitu:

SYUKUR :)

YES, BERSYUKUR ITU BAIK BUAT KITA :)

2 orang peneliti bernama Robert Emmons dan Michael Mc Cullough , pada 2003 melakukan sebuah riset. Mereka membagi orang orang menjadi 3 kelompok. 

Kelompok pertama disuruh untuk mikirin dan menuliskan 5 hal yang mereka syukuri minggu lalu.

Kelompok kedua disuruh mikirin dan menuliskan hal hal yang nggak nyaman minggu lalu.

Kelompok ketiga cuman disuruh mikir dan nulis hal hal menyentuh emosi mereka, entah itu positif, negatif ataupun netral.

Setelah 10 minggu kelompok yang menuliskan 5 hal hal yang mereka syukuri setiap minggu merasakan beberapa hal ini:

1. Mereka merasa hidup mereka jadi lebih baik (feel better)
2. Merasa lebih bersemangat menyambut minggu berikutnya dan lebih jarang mengalami gejala penyakit.

Setelah itu, lusinan riset terukur terus dilakukan dan menunjukkan pola yang konsisten bahwa BERSYUKUR itu memberikan efek:

1. Membangun (menguatkan) kekuatan mental.

2. Meningkatkan perasaan berharga pada diri/Percaya Diri.

3. Mengurangi Depresi.

4. Meningkatkan empati.

Mungkin sudah lumayan banyak juga orang yang tau kalau bersyukur itu banyak manfaatnya bahkan sering juga dibahas manfaatnya secara spiritual di banyak pengajian. 

Tetapi, ini adalah hal yang sulit dilakukan, terutama jika seseorang sedang mengalami masalah masalah yang mengganggu seperti berantem dengan pasangan, terjebak macet, atau sedang bermasalah secara finansial.

Secara umum, orang cenderung akan bersyukur dan mengucapkan alhamdulillaah keras keras sambil tersenyum lebar lebar hanya saat mereka lagi dapat hal yang asik seperti dapet duit tiba tiba atau tembus omset penjualan besar. 

Tapi, ada cara lain dan nggak mesti harus menang TOGEL dulu baru bisa bersyukur :D

Kita bisa bersyukur (serta mendapatkan berbagai manfaat yang sudah saya jelaskan diatas) dengan melakukan 2 hal ini:

1. Pikirkan semua hal Super Mengerikan yang nggak terjadi pada anda.

2. Pikirin hal sederhana yang sudah atau sedang anda nikmati tapi dengan perenungan atau berpikir mendalam.

Contoh Aplikasi Teknik 1:

Misalnya anda sedang terjebak macet dan merasa marah. Atau, bisa juga anda sedang merasa kesal pada diri anda karena target tahun ini nggak tembus seperti menikah atau jumlah tabungan. 

Bisa juga anda merasa kesal karena tidak hidup dengan passion anda dan terjebak dengan pekerjaan yang membosankan.

Sekarang, ambil nafas yang panjang dan pikirkan, saat ini di dunia, berapa banyak manusia yang sedang menderita kelaparan. 

Apakah anda tau bahwa ada negara yang kekurangan air sampai sampai kalau mereka BAB, mereka memasukkan kotoran mereka ke dalam kantong dan melemparkan ke atap atap sesukanya (karena nggak ada tempat pembuangan) sehingga menimbulkan banyak penyakit?

Atau bagaimana dengan mereka yang hidup di negara konflik seperti Suriah, Palestina, Muslim Uyghur di China yang makan saja susah, anak anak kecil atau ibu ibu meninggal pelan pelan dan penuh derita karena kekurangan makanan, sakit, dipukulin atau dibunuh?

Mau ibadah saja dihambat, dipaksa dan disiksa agar pindah agama, listrik minim sehingga mereka melewati malam dalam kegelapan atau bahkan nggak ada sama sekali.

Mau minum saja harus ngantri panjang dan itu pun dapetnya air yang jumlahnya nggak seberapa, keluarganya diculik paksa atau yang dipenggal dan sejenisnya. 

Orang orang diatas bahkan banyak yang nggak tau apakah mereka masih akan hidup pada esok hari atau udah nggak ada lagi.

Yang saya sebutin diatas ini FAKTA SEMUA alias BENAR BENAR NYATA TERJADI SAAT INI!

Bayangkan kalau itu terjadi pada orang tua anda, adik anda, sahabat anda atau tetangga depan rumah anda, apa yang anda rasakan sekarang?

Saya sendiri kalau sedang merasa stuck dan terus mengeluh secara mental, begitu melihat penjual kerupuk yang begitu gigih ngetukin pintu dari rumah ke rumah demi menghidupi keluarganya nyaris tiap hari.

Atau para tukang permak jeans yang kadang ada kadang nggak yang benerin celana jeansnya atau kalaupun ada ya paling (dalam pandangan banyak orang) cuman segitu segitu doang hasilnya, jadi merasa lega dan berkata:

'Hidupku faktanya saat ini jauh lebih enak dan nyaman ketimbang hidupnya mereka namun mereka tidak pernah menyerah dan terus berjuang, maka kenapa aku sedih, mengapa aku malah menyerah?'

I feel much better and keep on going. I'm doing my very best, habis habisan, gila gilaan, mati matian :)

Kalau mereka saja yang kondisinya lebih parah dari saya saja tidak menyerah, maka saya yang kondisinya saat ini jauh lebih baik harusnya tidak boleh menyerah!

Contoh Aplikasi Teknik 2:

Jika anda makan nasi setiap hari, pernahkah anda bertanya, seberapa panjang proses agar nasi tadi bisa sampai di atas meja makan anda?

Ok mari kita pikirin ya:

Petani nanam padi, mereka membeli bibitnya, membajak sawah dengan cangkul atau alat pembajak, menanam padi perlahan lahan di sawah yang begitu luas dibawah panas matahari, menjaganya dari hama, memukuli tikus tikus di malam hari yang mencoba memakan padi.

Lalu menyemprot dengan pestisida, menunggu panen selama beberapa bulan (seringnya mereka nganggur dan harus kerja hal yang lain untuk tetap menghidupi keluarga), kemudian panen (pada kenyataannya para petani dengan semua usaha keras diatas, seringkali mengalami gagal panen akibat hujan yang terlalu banyak atau serangan hama wereng) lalu menyiangi dan memisahkan gabahnya.

Ambil nafas dulu ya, masih panjang soalnya :D

Lalu mereka membungkusnya, menjualnya ke pasar (seringnya mereka dibodohi para mafia beras) lalu disalurkan ke pasar pasar, diberi merk khusus. 

Didistribusikan ke toko toko. Anda membelinya, mencucinya, memasaknya di rice cooker lalu menghidangkan bersama lauk lainnya (yang kalau kita bahas satu per satu lauknya, bakalan panjang banget!) tepat di depan anda :)

Sungguh gila dan sangat panjang kan proses agar anda bisa menikmati nasi hangat setiap hari? :)

Dibelakang hadirnya nasi tadi, ada proses berbulan bulan dan perjuangan para petani siang malam agar anda bisa makan dengan nyaman dan nikmat. 

Anda nggak perlu berkeringat, memukuli tikus di malam hari, terpaksa nyari kerjaan lain selama nunggu panen atau bahkan menggebukin gabah untuk memisahkan padi dari daunnya.

Tinggal masak dan makan, just like that. 

Enak betul hidup kita sebenernya kalau mikirnya begini. Jadi insya Allah penuh syukur dan nyantai saja, lalu anda insya Allah akan mendapatkan semua manfaat syukur secara ilmiah diatas, jika anda bersedia meluangkan sedikit waktu untuk sedikit bertafakur lalu merasa bersyukur :)

Ok, anda boleh milih teknik nomor 1 atau nomor 2 terserah saja.

Saya sendiri sekarang berusaha membiasakan diri minimal menulis 1 hal yang saya syukuri hari ini, biasanya di pagi hari. 

Sebab kalau sebelum tidur, saya keburu ngantuk dan susah mengingat, jadi saya melakukannya di pagi dan tentu saja, membuat perasaan jadi lebih bahagia ;)

Ok sekarang giliran anda, silakan tuliskan di komen, apa 3 hal menyenangkan yang terjadi pada anda minggu ini? ;)

Silakan SHARE, jika dirasa bermanfaat ya :)

Pekalongan, Kamis, 20 Desember 2018, Siang jelang sore.

Fahmy Arafat Daulay 

#AyoTulisSyukurnyaDiKomen

Tidak ada komentar:

Posting Komentar