Selasa, 13 November 2018

Mengapa Istikharah 'Gagal'?

Mengapa Istikharah 'Gagal'?

Apakah Masih Bisa Disebut Jodoh Jika Pada Akhirnya Tetap Berpisah?

Karena saya rasa banyak yang mungkin bertanya tanya tentang ini (maklum saja, pernikahan adalah salah satu keputusan beresiko paling tinggi dan efeknya paling berbahaya jika salah langkah dan pilih), maka komen ini saya masukkan juga ke status.

Istikharah yang bagus adalah yang ciri cirinya ini:

Setelah melakukannya, Perasaan jadi tenang, jernih, damai, jadi atau tidaknya dengan seseorang, sudah ikhlas total, seburuk apapun nantinya saat ini dan nanti. 

Saya tau banget dari pengalaman pribadi tentang ini saat dilema apakah harus memilih yang di tanah jawa atau tanah melayu dan pilihan saya alhamdulillaah hingga saat ini masih bagus ;)

Kalau nggak bagus gimana?

Ada beberapa kemungkinan:

1. Ia terlalu emosional saat istikharah, bisa terlalu suka, bisa juga terlalu benci atau takut hasil akhirnya. 

Atau luka batin yang belum sembuh karena parenting yang buruk sehingga ia tergesa gesa ingin menikah karena pengen kabur dari keluarganya (saya pernah menangani kasus seperti ini) 

Semua ini bisa menghambat kejernihan dalam berdoa dan hasilnya juga jadi nggak jernih.

Inilah istikharah yang tidak bagus dan berbahaya. Istikharah yang bagus itu seperti yang sudah saya jelaskan diatas.

2. Pilih quote atau istikharah?

Pertanyaan saya, siapa yang menulis quotenya?

Beliau adalah Psikolog dengan pengalaman 25 tahun, menangani berbagai kasus extrim terkait pribadi, rumah tangga dan banyak hal gila lainnya dengan sangat sukses. 

One of the best in our nation, for me personally, he's the best ;)

Btw saya adalah murid langsung beliau dan sekaligus ex klien yang ditangani dan alhamdulillaah really reaaally works ;)

Jadi quotenya benar benar saripati dari ilmu dan pengalaman yang sangat panjang selama 25 tahun.

Selanjutnya, sebaiknya jangan diadu antara istikharah vs quote yang logis dan berasal dari pengalaman praktek puluhan tahun.

Pake 22 nya, namun secara berurutan. 

Itu makanya dalam ajaran Islam lihat beberapa hal dulu diantaranya fisik, duit, keturunan dan akhlaknya. Kalau orang Jawa = Bibit, Bebet dan Bobot. 

Jadi langkah awal adalah dengan melakukan filterisasi atau investigasi mendalam dengan sekian hal tadi. Selanjutnya kalau sudah dirasa ok barulah lakukan istikharah dengan penuh kepasrahan padaNya.

Kalau dalam proses investigasi tadi sudah ditemukan beberapa kegilaan atau cacat moral,seperti dalam quotenya Guru saya, maka nggak perlu istikharah lagi. 

Ngapain repot repot istikharah, wong sudah jelas itu orang akhlaknya ga bener kok wkkkkkkk

Tapi kalau sudah melewati proses investigasi yang ketat dan lulus sensor semua, namun masih ragu juga karena ada perasaan was was, barulah dilakukan istikharah.

Jadi, bukan diadu namun digabungkan.

Istikharah itu akal akalan atau dongeng?

Bukan 22 nya, sebab jika dilakukan dengan benar, maka insya Allah apapun hasilnya adalah yang terbaik dan membawa hikmah yang besar.

Secara pribadi pada saya dan banyak sekali orang yang mempraktekkan, it really works.

Tapi kenapa ada nabi dan rasul yang dikhianati istrinya sendiri (nabi Luth dan nabi Ayub) atau anaknya (nabi Nuh)?

Itulah cara Allah mengajarkan ketidak melekatan atau bahasa keren Non Attachment. 

Nggak boleh melekat, bahkan pada pasangan dan anak sendiri, jika mereka melakukan yang buruk, melainkan hanya padaNya saja :)

Bagaimana dengan yang sudah menikah dan ternyata pisah, apakah mereka itu ga berjodoh atau gimana?

Mereka itu berjodoh, tapi sudah habis masa jodohnya. 

Contoh:

Anda punya sebuah gelas yang sudah anda gunakan selama beberapa tahun. Tepat pada tahun ke lima, gelas itu pecah berantakan. Nah apakah anda bisa dibilang tidak berjodoh dengan gelas itu?

Nggak kan?

Berjodoh selama 5 tahun, namun habis masa jodohnya. Ya mirip miriplah dengan kontrak nyawa kita dengan tubuh. Berjodoh masih hidup hingga saat ini tapi jika masanya datang, ya habis juga jodohnya.

Dalam konteks pernikahan, bisa lewat perpisahan (dengan sebab logis dan non logis seperti perdukunan) bisa juga lewat kematian dengan berbagai caranya. Sekali lagi, berjodoh, tapi sudah habis masa jodohnya :)

Paham ya :)

Silakan SHARE jika dirasa ada manfaatnya :)

Semoga Bermanfaat dan Salam :)

Fahmy Arafat Daulay 

Senin, 12 November 2018, Jelang Tidur.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar