Sabtu, 30 Juni 2018

The Trance Illahiyyah Experience..

Saya menulis ini sekedar catatan kenangan yang saya anggap penting dan bermanfaat bagi pembelajaran saya sendiri. Tidak ada niat untuk pamer dan sok paling tercerahkan.

Saya tau betul siapa diri saya soalnya hahaha, saya tidaklah sebaik yang banyak orang (termasuk mungkin termasuk anda yang baca ini) sangka :D

Saya cuman manusia biasa yang penuh dengan salah dan dosa hehehe..

Tapi silakan baca kalau mau, siapa tau ada manfaat pada catatan pengalaman ini :)

Selamat Membaca :)

Beberapa hari terakhir sebelum saya balik Pekalongan, saya mengalami sakit perut yang amat parah. 

Asumsi kuat saya ini gegara makan nasi bungkus sarapan pagi yang saya puja puji setinggi langit saking enaknya tapi efek lanjutannya membuat saya pening, mencret dan amat menderita selama beberapa hari.

Ilmu penyembuhan saya nggak jalan dan bahkan obat yang saya tenggak juga nggak works waktu itu.

Tubuh saya mulai demam dan saya menduga, kalau nggak segera ditangani maka sakit perut ini akan berubah jadi typhus. 

Saya pernah mengalami beberapa kali typhus dan rasanya duh minta ampun dah menderitanya. Seperti sudah siap mati saja.

Bukannya makin sembuh, penyakit ini malah makin menggila hingga mengganggu tidur saya.

Lewat tengah malam saya mengaduh kesakitan. Istri memijati saya dengan sabar, walaupun saat itu pijatan tidak terlalu banyak membantu.

Saya mengaduh dan mengeluh terus menerus hingga entah kenapa, tiba tiba muncul semacam kesadaran:

'Kenapa nggak mengganti saja keluhan ini dengan nama Allah?'

Jadi, saya mencoba dan berusaha menyebut 'Allaah..Allaah..Allaah..' setiap kali rasa sakit menyerang. 

Seolah olah waktu itu, saya memanggil manggil Allah agar berkenan membantu saya, apapun hasilnya nanti saya tak lagi peduli.

Yang penting panggil panggil saja dulu IA Yang Maha Mendengar. Saya nggak peduli apapun lagi waktu itu.

Yang terjadi selanjutnya lumayan aneh juga. Saya merasakan munculnya kembali apa yang saya sebut The Trance Illahiyyah. Yaitu sejenis kesadaran spiritual yang datang tiba tiba yang JARANG BANGET datangnya dan susah untuk diulangi lagi.

Saya merasakan sensasi Kesadaran Yang Maha Ada. Maksudnya begini, selain Allah itu sebenarnya semuanya itu nggak ada. 

Anda dulunya juga nggak ada (maksudnya belum lahir atau diciptakan), kemudian di ada kan (dilahirkan, diciptakan lewat orang tua kita) sehingga terjadilah keber ADA an anda saat ini. 

Lalu nanti anda juga bakalan nggak ada lagi disini alias meninggal.

Semuanya di alam semesta raya apapun bentuknya bekerja dengan cara atau sistem yang sama. Jadi, yang beneran Ada tanpa awal dan akhir serta Maha Abadi selamanya itu ya cuman Allah saja.

Termasuk juga rasa sakit, penghargaan manusia, kehebatan, kekayaan, kejeniusan, kecantikan, kegantengan, keterkenalan, semuanya akan mengalami mekanisme yang sama yaitu Tak ada -> Di Ada Kan -> Tak Ada lagi.

Maka disebutkan dalam Tasawuf (saya berpikir ilmu beginian adalah ilmu yang mempelajari fakta logis hidup manusia atau Ilmu Kehidupan, cuman karena kadang atau sering bahasanya Super Maha Dewa, jadi kebanyakan orang nggak ngerti maksudnya apa atau sebagian malah menganggap ilmu ini sesat lagi menyesatkan) kalau hidup itu Fana. 

Maksudnya ya itu tadi, PASTI akan berujung pada ketiadaan dan kembali ke Sang Maha Mutlak KeberadaanNya.

Gila Memang! :D

Lagi sakit perut parah malah dapat 'pencerahan spiritual' :v

Waktu itu saya menangis sesenggukan. Saya merasa diri saya benar benar menyatu dengan Kasih Sayang dan ke Maha Ada annya Allah.

Itu semacam tangisan campuran, yaitu bercampur antara rasa sedih, bahagia, tercerahkan, perasaan sangat dekat pada Sang Maha Mutlak lagi Maha Absolute.

Tapi ya itu tadi, beberapa saat setelah menangis gila gilaan (istri saya sampe ikutan nangis, kemungkinan dia merasa kalau saya amat kesakitan) saya merasakan sensasinya perlahan menghilang. 

Saya merasa kesusahan (bahkan hingga saat tulisan ini direlease) untuk mengaksesnya lagi.

Sebagai tambahan info, rasa sakit saya berkurang jauh. Saya masih merasakan sedikit rasa tidak nyaman, tapi sudah feel much better.

Lalu kami berpindah ke hotel untuk beberapa urusan, balik ke Jawa dan seterusnya.

Saya mencatat pengalaman ini secepatnya agar nggak hilang. Soalnya saya udah kira kira 3 - 6 atau 7 kali mengalami ini dan belum nemu pola yang konsisten untuk bisa kembali merasakan pengalaman yang amat mencerahkan lagi menyegarkan ini.

Duh merinding saya sekarang jadinya..

Sebuah pengalaman yang ingiiiiiin banget sering sering mengalaminya..

Semacam orgasme spiritual yang rasanya sungguh menjernihkan, mendamaikan dan memberi kebahagiaan di level yang paling utuh ADA NYA..

Maha Suci Allah Yang Maha Mutlak, Maha Absolute AdaNYA, Maha Penyayang IA dan segala puji hanya bagiNya..

Sabtu Sore, 30 Juni 2018, Pekalongan, Jawa Tengah.

Fahmy Arafat Daulay 

#CatatanCahaya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar