Senin, 28 Mei 2018

Lebih Penting Barokah atau Bahagia?

'Lebih penting barokah atau bahagia bang?'

'Hemm menurut yang saya pahami, kalau barokah sudah pasti bahagia. Sementara kalau bahagia, belum tentu barokah'

'Maksudnya gimana bang?'

'Begini, ada banyak cara mendapatkan kebahagiaan dan cilakanya, nggak semua dengan cara yang baik dan diridhoiNya'

'Misalnya kamu make heroin atau sejenisnya, bisa sih bahagia sejenak tapi pada akhirnya dalam jangka yang tidak panjang akan balik lagi dan terus membawa mudharat bahkan sampai ke akhirat'


'Lagipula, kadang rasa bahagia itu bisa datang dari sesuatu yang awalnya dianggap buruk, hina, rendah dan sejenisnya. Contoh, jika seseorang sedang berjuang untuk lepas dari kemiskinan dan hutang, maka setelah dia berhasil, akan terjadi kebahagiaan dengan level yang sangat tinggi'

'Beban yang selama ini ditanggung lepas sudah. Jadi, nggak melulu harus dengan perasaan senang yang berterusan'

'Dan dalam kajian barokah, bahagia di level yang sejati itu justru penerimaan total terhadap apa yang dianggap baik buruk, beruntung dan sial secara sempurna apa adanya'

'Artinya, semuanya dianggap sebagai yang terbaik dariNya. Dengan keyakinan mutlak bahwa, apapun yang terjadi saat ini, pasti adalah yang paling positif, paling barokah, paling membawa keuntungan besar, dunia akhirat.

'Bahasa relijinya husnuzhan pada Allah :)'

'Sebab hidup pada faktanya nggak mungkin bahagia terus dan nggak mungkin juga sedih terus. Seperti mata uang yang gambar tiap sisinya beda tapi tetap dalam koin yang sama'

'Saya sendiri lebih suka dengan kalimah Ya Allah mohon perkenankan semuanya dikaruniai barokahMu di dunia dan di akhirat..'

'Aamiin..'

'Sebab hidup bukan hanya mengejar bahagia'

'Karena didalam barokah terdapat sebenar benar bahagia yang kadang atau sering, muncul dalam bentuk kepedihan yang dalam, tetapi dimasa depan, ia berubah menjadi keberuntungan di level yang paling tinggi adanya :)'

'Maka, mulai sekarang, jika mau mendengar kata 'barokah' maka sadarilah bahwa itu artinya keberuntungan yang terus menerus datang secara permanen dengan cara yang diridhoi olehNya :)'

'Bahagia belum tentu barokah.'

'Dan barokah, sudah pasti bahagia :)'

'Thanks penjelasannya bang'

'Sama sama'

Fahmy Arafat Daulay 

Hari Pertama Ramadhan, Kamis, 17 Mei 2018, Pekalongan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar