Jumat, 26 Februari 2016

JANGAN BERDEBAT..

Yes, saya tahu, saya tahu..

Berdebat itu bagi sebagian orang memang enak dan seru. Berdebat, apalagi kalau kita menang, wuih rasanya memang luar biasa. 

Harga diri terasa naik, perasaan menang meluap dan tentu, kita merasa lebih cerdas dan jenius dibanding orang lain.

Tetapi, menurut pengalaman saya bertahun tahun, kebiasaan buruk ini benar benar SANGAT BERBAHAYA dalam jangka panjang, bahkan sampai ke akhirat.

Why?

Yes, itu karena akan membuat anda sama sekali tidak disukai orang. Orang orang akan cenderung menghindari anda. Mereka akan suka sekali membicarakan keburukan anda, tentu, dibelakang anda. 

Sebab kalau anda dikritik secara langsung, maka anda dengan senang hati akan menghancurkan semua 'logika' mereka dan tentu saja, menang lagi. 

Sekalipun menangnya itu menurut anda sendiri :D

Karena orang orang tidak menyukai anda, maka anda akan cenderung bermasalah dalam komunikasi. Orang takkan mau berurusan tentang apapun pada anda kecuali memang sangat terpaksa. 

Mereka akan menahan pendapatnya, yang mungkin sangat jenius, karena pasti akan didebat oleh anda habis habisan hingga KO.

Bisa jadi anda memang benar, tapi mereka yang anda hajar habis habisan dengan logika dan pengetahuan anda yang banyak itu akan mulai membenci anda. 

Dan sudah pasti, kalau sudah benci maka mereka takkan mau membeli produk atau jasa anda, karena manusia, faktanya, lebih suka membeli pada mereka yang disukainya.

Dan praktisi debat apalagi yang sekalian dengan kusirnya, bukan jenis manusia yang disukai.

Saya, adalah jenis manusia seperti itu dulunya. Sejak masuk dalam dunia pengembangan diri lebih dari 10 tahunan silam, saya akhirnya tahu bahwa sifat ini sangat berbahaya. 

Tapi anehnya, saya seolah tak sanggup mengatasinya. Debat itu sangat asik dan membuat saya merasa menang KO dalam tinju.

Mengapa terjadi begini?

Akhirnya, setelah mempelajari pikiran bawah sadar dengan segala pernak perniknya, saya paham bahwa ini adalah akibat cara saya dididik dulu dengan lingkungan yang memang kurang bagus. 

Perasaan tertekan dan luar biasa pemalu serta sering dibully dimasa kecil bahkan hingga lewat masa remaja, membuat saya marah dan ingin membuktikan sesuatu pada dunia yaitu lewat jalan kecerdasan, yang dipamerkan lewat debat.

Seram ya :)

Saya memahami mengapa terjadi seperti ini setelah mempelajari Ego State Therapy di Semarang hampir 2 tahun silam. 

Ah, ternyata itu penyebabnya dan setelah memahaminya, saya jadi tidak lagi terlalu membenci tukang debat karena sadar bahwa saya yang dulu seperti itu adalah karena kurang dihargai pada masa pertumbuhan.

Juga, banyak terluka secara emosi dan memang belum tahu ilmu tentang cara mencintai diri sendiri sepenuhnya, tanpa perlu mendapat penghargaan dari siapapun lagi :)

Walaupun saya sudah memahaminya, tapi butuh waktu lagi untuk bisa mendapat pencerahan dan tambahan waktu lagi untuk menjadikannya kebiasaan yang menetap dalam diri.

Alhamdulillah, sekarang saya sudah jauh sekali dari urusan perdebatan yang sudah sangat banyak membuang buang umur tanpa hasil apapun, kecuali rasa panas didada dan kepala serta kemarahan yang tak perlu. 

Setelah lebih dari 12 tahun saya membaca bukunya Dale Carnegie, sekarang saya baru benar benar memahami bahayanya berdebat ini. Merusak silaturahim, keuangan, fisik, fokus, pikiran, dan jauh dari kebahagiaan serta rasa damai. 

Setelah menikah dan punya anak, saya mendapati pemahaman ini lebih sangat sangat menyelamatkan. Karena dalam pernikahan, komunikasi yang bagus dan tepat adalah kunci dari rasa bahagia yang dominan dalam rumah tangga. 

Faktor lain hanya tambahan atau bonus saja :)

So, saran saya, sekali lagi, HINDARI BERDEBAT, kalau memang tak ada gunanya dan bikin emosi saja serta penyakit saja.

Kecuali anda terpaksa mengeluarkan argumen dengan cara yang santun untuk meluruskan sesuatu, maka anda sebaiknya diam saja atau kerjakan hal yang lain, nyari duit lebih banyak misalnya? 

Kan bisa sedekah dan berbagi lebih banyak? Atau Mungkin bermain dengan anak anda, menulis sesuatu yang bermanfaat atau sekedar ngobrol asik dengan pasangan anda?

Hidup ini sudah pendek saudaraku, jangan perpendek lagi dengan perdebatan :)

Dan kalau anda atau siapapun yang membaca tulisan ini masih saja suka berdebat, mungkin anda butuh terapi. 

Itu karena ada bagian dari diri anda yang memang belum merasa berharga dan anda belum mencintai diri anda sendiri sepenuhnya, dengan tulus, apa adanya :)

Hubungi pakar terapi emosi terdekat, investasikan dana anda bagi diri sendiri. 

Nanti, insya Allah anda akan merasakan sendiri perasaan damai dalam jiwa, yang lahir dari hati yang penuh penghargaan dan penerimaan pada diri sendiri, apa adanya.

Sekali lagi..

JANGAN BERDEBAT..

Semoga Bermanfaat dan Salam :)

Repost With Editing, 24 Februari 2015.

Fahmy Arafat Daulay.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar