Sabtu, 26 Juli 2014

Jurus Ampuh Agar Nasihat Anda SELALU DITOLAK ;)

Beberapa tahun silam, seorang pemuda sempat emosi dengan seorang rekan. Rekan ini mengkritiknya dengan pedas + pahit karena suatu kekeliruan yang dilakukannya. Ini masih berkaitan dengannya yang waktu itu masih punya kedekatan dengan para aktivis dakwah. Rekan sini sudah berkali kali 'berdakwah' dengan cara begini (baca: kasar) dan hanya fokus pada kesalahan saja, waktu itu. Menurut saya, sebagai aktivis dakwah, ia kurang pas berbuat seperti itu. Karena caranya menyampaikan nasihat dengan kasar dan menghantam, sama sekali tidak sesuai dengan yang diajarkan Rasulnya. Jadi sepertinya pemuda (yang ternyata memahami agama dengan baik) itu memutuskan untuk memberinya pelajaran.

Si rekan mengejeknya yang pacaran dengan calon istrinya waktu itu dan mengklaim bahwa pernikahan itu takkan berhasil, tak berkah dan tidak diridhai. Tentu saja walaupun itu keliru menurut syariat Islam namun caranya memberi 'nasihat' didepan umum itu begitu menyakitkan dan menyerang. Akhirnya si pemuda menantangnya berdebat. Ia bilang begini:

'Ente referensinya apa?

'Al Qur'an kan?'

'Ok, kalau memang referensinya Al Qur'an, berarti kita berdebat nanti caranya juga HARUS QUR'ANI. Artinya, saat ente mendakwahiku, maka haruslah berpegangan dengan Surah An Nahl Ayat 125, yaitu dengan hikmah, kebijaksanaan dan saat ente aku debat maka ente akan membalas dengan cara yang lebih baik lagi'

'Gimana?'

'Setuju?'

Mendengar rentetan pertanyaan itu, mendadak dia 'sengeh' (bahasa Melayu Deli untuk senyum senyum) dan menolak untuk berdebat. Padahal sebelumnya sudah begitu kasarnya dan bahkan menuduh dengan istilah tak berkah, tak diridhai dan segala jenis vonis lainnya.

Ada banyak sekali orang yang belum juga memahami bahwa cara menyampaikan dalam banyak kasus bahkan bisa jadi lebih penting dari apa yang disampaikan. Sebab, bahkan kejahatan pun, jika ia disampaikan dengan cara yang lembut, halus dan menggugah, maka ia akan juga mudah diterima. Terorisme atau ajaran rasis juga bekerja dengan cara seperti ini. Tak ada ceritanya bahwa dalam perekrutan jamaah teroris dimulai dengan kekasaran, kekejaman atau kekerasan verbal.

Mereka selalu memulainya dengan beramah tamah, kelembutan dan mengajak untuk berpikir (versi mereka). Sama saja semua ideologi, memang begitu caranya. Jika kejahatan dan kekejaman saja membutuhkan kelembutan untuk bisa mencapai tujuannya, maka mengapa kebenaran yang suci lagi mulia tiada disampaikan dengan kelembutan?

Padahal kelembutan dan akhlak yang baik adalah inti dari ajaran yang disampaikan?

Mengapa bersikap kasar dan kejam pada orang orang yang belum tahu dan butuh penjelasan serta langsung memvonis padahal mereka belum tahu atau tahu tapi disampaikan oleh orang orang yang cara dakwahnya masih sadis?

Bagaimana kalau kita diberikan nasi padang yang begitu lezat, wangi, menggugah selera dan menerbitkan liur namun dilemparkan kemuka dan disuruh makan nasi padang yang sudah berjatuhan kelantai itu? Tak mau kan? Maka, ajaran yang benar dan baik, perlu disampaikan dengan cara yang juga benar dan baik. Karena kalau tidak, niscaya mereka akan meninggalkanmu.

Mari sama sama belajar lagi metode dakwah yang benar. Tentang hidayah itu sebaiknya jangan dipikirkan, sebab kau itu bukan Tuhan. 'Hidayah itu tak mesti datang lewatmu' kata seorang sahabat saya. Jadi, lakukan yang terbaik, dengan cara yang baik, lalu bertawakallah pada Allah tentang hasilnya. Kau itu bukan Tuhan, jadi janganlah bertindak seolah kau itu sepertiNya.

Karena ajaran yang indah, juga perlu disampaikan dengan cara yang juga indah :)

Salam Cinta :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar